ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin melepaskan rudal Iskander dan roket Uragan untuk membumihanguskan Kota Chasiv Yar.
Gedung apartemen dan bangunan perumahan warga sipil hancur rata dengan tanah, dengan sejumlah warga terkubur di puing-puing gedung.
Laporan sementara, tim penyelamat sudah menemukan 15 mayat dan puluhan warga lainnya diduga masih terjebak di reruntuhan bangunan.
Chasiv Yar terletak 20km (12 mil) tenggara Kramatorsk, sebuah kota yang menjadi target utama pasukan Kremlin saat mereka bergerak ke arah barat.
Warga Chasiv Yar dihinggapi ketakutan mengingat bakal adanya serangan susulan dari tentara Moskow. Sebagian warga, saat ini masih mencari anggota keluarga yang hilang.
Pengeboman yang dilakukan tentara Rusia menghancurkan tiga bangunan di kawasan perumahan Kota Chasiv Yar, Provinsi Donetsk.
Baca Juga: Pasukan Khusus Rusia Butuh Waktu 12 Jam untuk Membantai Prajurit Chechnya, 333 Orang Tewas Sia-sia
Saat terjadi pengeboman, sebagian besar warga Chasiv Yar bekerja di pabrik-pabrik terdekat, lapor Aljazeera.
Gubernur provinsi Donetsk mengatakan kota berpenduduk sekitar 12.000 orang itu terkena roket Uragan Rusia yang ditembakkan dari sistem truk.
Pada Minggu malam, tim penyelamat berhasil mengeluarkan cukup banyak batu bata dan beton untuk mengambil seorang pria yang telah terperangkap selama hampir 24 jam.
Tim penyelamat membaringkannya di atas tandu, dan dia segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan medis lebih lanjut.
Layanan Darurat Ukraina mengatakan penyelamatan terbaru membuat jumlah orang yang digali dari puing-puing menjadi enam.
Sebelumnya pada hari Minggu, mereka melakukan kontak dengan tiga orang lainnya yang masih terjebak hidup-hidup di bawah reruntuhan.
Baca Juga: Jembatan Kereta Api di Desa Liubymivka Diledakkan, Jalur Pasokan Senjata Pasukan Rusia Terhenti
Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk, mengatakan sekitar 24 orang diyakini masih terperangkap di bawah bangunan yang runtuh, termasuk seorang anak berusia 9 tahun.
Derek dan ekskavator bekerja bersama tim penyelamat untuk membersihkan reruntuhan satu bangunan, dindingnya benar-benar terpotong oleh dampak serangan.
Tim penyelamat terus bekerja di tengah hujan meskipun dalam kondisi berbahaya.
Dentuman artileri di garis depan di dekatnya bergema hanya beberapa mil jauhnya, membuat beberapa pekerja tersentak dan yang lainnya lari mencari perlindungan.***