ZONA PRIANGAN - Perjuangan pasukan Vladimir Putin akan selesai pada akhir musim panas. Atau invasi Rusia akan terhenti beberapa pekan terakhir.
Penasihat utama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia, melihat ada kemungkinan pasukan Kremlin menelan kekalahan.
Memang prajurit Moskow berhasil merebut Provinsi Luhansk di timur Ukraina, namun hingga sekarang belum mendapat kemajuan apa pun.
Sementara pejuang Kiev terus menggencarkan serangan balasan dalam upaya merebut kembali wilayah Kherson.
Keberhasilan tentara Ukraina tidak terlepas dari pasokan artileri berat dari Amerika Serikat (AS) dan negara mitra NATO.
Pasokanm Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS) dan sistem peluncuran roket ganda lainnya (MLRS) membuat perubahan yang sangat besar dalam serangan Ukraina.
HIMARS memiliki jangkauan 85 km dan telah memungkinkan komandan Ukraina untuk menentukan dan menghancurkan objek militer Rusia dari jarak jauh.
Selain itu mampu meledakkan depot amunisi Rusia dan pos komando di belakang garis depan, dengan presisi tinggi.
Sebaliknya, artileri Rusia memiliki jangkauan antara hanya 20 hingga 40 km dan semakin bergantung pada peralatan lama Uni Soviet.
Baca Juga: 200 Tentara Bayaran Grup Wagner Tewas, Mereka Terkepung oleh Pejuang Kiev di Gym Kota Kadiivka
Ruslan Pukhov, seorang analis pertahanan dan direktur Pusat Analisis Strategi dan Teknologi yang berbasis di Moskow, memperkirakan bahwa keunggulan Ukraina dalam artileri berat akan menyebabkan kekalahan memalukan bagi presiden Rusia sebelum musim gugur.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, dia memuji tentara Ukraina karena cepat menguasai senjata baru yang disediakan oleh Barat.
Dia berkata: "Orang-orang Ukraina belajar dengan sangat cepat, mereka ternyata adalah tentara yang cukup berbakat."
"Pelatihan memakan waktu beberapa minggu, oleh karena itu pasokan senjata terus meningkat, termasuk dari segi kualitas (seperti HIMARS)."
Dia kemudian menambahkan: "Menjelang akhir musim panas, saya pikir, situasi di garis depan mungkin menjadi dramatis."
Pukhov juga berpendapat bahwa Ukraina memiliki keunggulan kritis dalam hal jumlah tentara yang dapat dikerahkannya.
Kremlin berusaha keras untuk meningkatkan jumlah pasukannya, setelah mengalami banyak korban, lapor Express.
Perkiraan bervariasi dari 15.000 hingga lebih dari 42.000 tewas dalam aksi dengan ribuan lainnya terluka.***