HIMARS Ukraina Membunuh Pendeta Rusia, Kematian Mikhail Vasiliev Sudah Dikonfirmasi Gerejawi Moskow

8 November 2022, 21:02 WIB
Mikhail Vasiliev terluka dan meninggal karena pecahan peluru dari ledakan HIMARS tiga meter darinya.* /76 Guards Airborne Troops Pskov ZOV/

ZONA PRIANGAN - Mikhail Vasiliev seorang pendeta militer Rusia dan sekutu Vladimir Putin tewas terkena ledakan HIMARS Ukraina.

Sebelum tewas, Mikhail Vasiliev sedang melakukan tugas pastoral kepada prajurit Kremlin di garis depan. Dia memberikan siraman rohani agar tentara Moskow punya semangat tempur.

Namun nasibnya berakhir tragis, pecahan rudal HIMARS meledak tiga meter dari lokasi Mikhail Vasiliev.

Baca Juga: Prajurit Chechen Tangkapi Tentara Ukraina, Ramzan Kadyrov Bangga Putranya Memberi Hadiah 3 Tawanan

Kematian Mikhail Vasiliev telah dikonfirmasi gerejawi dan militer Rusia. Dia gugur di garis depan ketika memberikan semangat kepada prajurit Vladimir Putin.

Mikhail Vasiliev senmpat menimbulkan kontroversi setelah dia menyarankan agar ibu-ibu Rusia yang khawatir tentang kematian putra mereka dalam konflik harus memiliki lebih banyak anak lelaki.

Dengan memiliki banyak anak lelaki, ibu-ibu Rusia dianggap mendukung pengadaan calon prajurit Rusia.

Baca Juga: Ini Jawaban Mengerikan dari NATO Ketika Vladimir Putin Mengancam Gunakan Nuklir untuk Menyerang Ukraina

Patriarkat Moskow, di mana Mikhail Vasiliev menjadi salah satu anggotanya, mengatakan bahwa dia dibunuh saat menjalankan tugas pastoral.

Media Rusia yang dikutip Express melaporkan bahwa dia "terluka setelah sebuah peluru meledak beberapa meter darinya".

Pasukan Lintas Udara 76 Pengawal Rusia Pskov ZOV menulis di media sosial bahwa Vasiliev “terluka dan meninggal karena pecahan peluru dari ledakan HIMARS tiga meter darinya”.

Baca Juga: Ini Alasan Kuat Vladimir Putin Gunakan Senjata Nuklir, Banyak Warga Sipil Tewas di Hiroshima dan Nagasaki

Lahir pada tahun 1971, ia mengambil sakramen pada tahun 1998 dan menjadi seorang imam militer, dan hadir selama konflik di Chechnya pada awal tahun 1990-an dan, baru-baru ini, di Suriah.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler