60 Persen Wanita Pengguna Facebook, Instagram dan Twitter Menjadi Sasaran Pelecehan

5 Oktober 2020, 15:28 WIB
ILUSTRASI korban perkosaan.* /PIXABAY

ZONA PRIANGAN – Facebook,  Instagram, dan Twitter termasuk WhatsApp (WA) menjadi media pendorong pelecehan seksual terhadap kaum wanita, utamanya yang berusia muda.

Akibat jadi sasaran pelecehan seksual, wanita pengguna media sosial banyak yang mengalami gangguan psikis dan tidak sedikit yang menemui ajal.

Beberapa wanita lantas meninggalkan platform media sosial termasuk Facebook, Instagram dan Twitter untuk menghindari bulan-bulanan pelecehan seksual.

Baca Juga: Banjir Kembali Melanda Jakarta, Terparah di Kampung Melayu Warga Butuh Bantuan

Menurut survei Plan International, hamper 60 wanita pengguna media social mengalami pelecehan.

Bahkan beberapa wanita mengaku pelecehan dimulai ketika mereka masih berusia delapan tahun.

“Anak perempuan dibungkam oleh tingkat pelecehan yang beracun," kata kepala eksekutif organisasi, Anne-Birgitte Albrectsen, yang dikutip ZonaPriangan.com dari Aljazeera.

Baca Juga: Donald Trump Didiagnosa Kesulitan Bernapas, Tim Dokter Berikan Deksametason

Serangan paling umum terjadi di Facebook, di mana 39 persen gadis yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan, diikuti oleh Instagram (23 persen), WhatsApp (14 persen), Snapchat (10 persen), Twitter (9 persen) dan TikTok (6 persen) .

Ini meminta perusahaan media sosial untuk mengambil tindakan segera untuk mengatasi masalah ini dan mendesak pemerintah untuk mengeluarkan undang-undang untuk menangani pelecehan online.

Studi tersebut menemukan bahwa alat pelaporan tidak efektif dalam menghentikan penyalahgunaan, termasuk pesan eksplisit, foto porno, dan cyberstalking.

Baca Juga: Unjungan, Tradisi Warga Desa Panyingkiran Lor Sebagai Upaya Menolak Bahaya

Hampir setengah dari gadis yang menjadi target diancam dengan kekerasan fisik atau seksual, menurut jajak pendapat tersebut.

Banyak yang mengatakan pelecehan itu menimbulkan korban jiwa, dan seperempatnya merasa tidak aman secara fisik.

Facebook dan Instagram mengatakan mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk mencari konten penindasan, terus memantau laporan pelecehan pengguna, dan selalu menghapus ancaman pemerkosaan.

Baca Juga: Omnibus Law Mendapat Respons Negatif dari Sejumlah Warganet, Dinilai Pro Asing dan Pemodal

Twitter mengatakan pihaknya juga menggunakan teknologi untuk menangkap konten yang menyinggung dan telah meluncurkan alat untuk meningkatkan kontrol pengguna atas percakapan mereka.

 Survei tersebut menyasar 14.000 gadis dan wanita muda berusia 15 hingga 25 tahun di 22 negara termasuk Brasil, India, Nigeria, Spanyol, Thailand, dan Amerika Serikat.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler