Turki Tak Lupakan Pembunuhan 10 Aktivis oleh Pasukan Komando, Erdogan Tetap Gencar Kritik Israel

- 26 Desember 2020, 15:06 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.*
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.* /Instagram /@rterdogan

ZONA PRIANGAN - Hubungan Turki dan Israel mengalami pasangan surut dan terlihat unik.

Kedua pimpinan negara seringkali bentrok dalam mengeluarkan pendapat, apalagi menyangkut Palestina.

Namun, menariknya silang pendapat itu tidak mempengaruhi hubungan dagang di antara keduanya.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

Ketegangan antara Turki dan Israel memuncak ketika aktivis Turki pro Palestina dibunuh oleh pasukan komando Israel.

Berikut mengingat kembali bagaimana hubungan Turki dan Israel yang disarikan zonaprianan.com dari Aljazeera.

Turki adalah negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel pada tahun 1949.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Mereka menikmati hubungan yang hangat dan hubungan komersial yang kuat sampai Erdogan naik ke tampuk kekuasaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Ankara berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina.

Turki pertama kali memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada 2010.

Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya

Hal itu terjadi setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina dibunuh oleh pasukan komando Israel yang menaiki armada milik Turki.

Aktivis Turki saat itu mencoba mengirimkan bantuan dan mematahkan blokade maritim Israel selama bertahun-tahun di Gaza.

Mereka memulihkan hubungan pada 2016, tetapi hubungan memburuk lagi pada 2018.

Baca Juga: Tubuh Tiba-tiba Ada Memar, Hati-hati Anda Berarti Sudah Terserang Penyakit Mematikan Ini

Pada Mei tahun itu, Ankara menarik utusannya karena serangan mematikan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sering bertukar komentar marah, tetapi kedua negara terus berdagang satu sama lain.

Pada Agustus tahun ini, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada selusin anggota Hamas di Istanbul.

Baca Juga: Strategi Perang Militer Cina Cukup Efektif, Siap Menggempur Ketika Lawan Mulai Kelelahan

Israel menyebut langkah tersebut sebagai "langkah yang sangat tidak ramah" yang akan dilakukan pemerintahnya dengan pejabat Turki.

Turki mengatakan Hamas adalah gerakan politik sah yang dipilih secara demokratis.

Terlepas dari sikap Erdogan terhadap kebijakan Israel di Palestina, ada laporan bahwa Ankara menunjuk duta besar baru untuk Israel setelah absen selama dua tahun.

Baca Juga: Kebangkitan Komunis Menguat, Mulai Tercium Masuk Dalam Urusan Militer

Awal bulan ini, sebuah laporan oleh Al-Monitor mengatakan langkah untuk menunjuk Ufuk Ulutas, sebagai duta besar Turki yang baru adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan.

Penunjukannya dilakukan ketika sejumlah negara Arab - Bahrain, Maroko, Sudan, dan Uni Emirat Arab - setuju untuk menormalkan hubungan diplomatik dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Trump.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x