Senator Partai Republik: Beijing Tengah Mempersiapkan ‘Perang Dunia III’ di Laut Natuna Utara

- 5 Januari 2021, 07:53 WIB
 Ketegangan AS dan China memanas, China disebut tengah bersiap untuk 'Perang Dunia III' lawan AS di Laut Natuna Utara.
Ketegangan AS dan China memanas, China disebut tengah bersiap untuk 'Perang Dunia III' lawan AS di Laut Natuna Utara. /ZonaPriangan/Angelique Johnson/Gerd Altmann/Pixabay /

ZONA PRIANGAN - Ketegangan antara AS dan China meningkat, dengan AS menolak untuk menerima klaim kedaulatan Beijing atas Laut Natuna Utara.

Kongres AS untuk pertama kalinya membatalkan veto Presiden Trump atas Rancangan Undang-Undang (RUU) Pertahanan.

Bahkan kongres telah menyetujui RUU belanja pertahanan sebesar 740,5 miliar USD.

Baca Juga: Kehadiran HMS Ratu Elizabeth Membuat Panas di LNU, Cina Akan Mengambil Tindakan

Seperti telah ditulis pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul:  Veto Donald Trump Dibatalkan, China Disebut Bersiap ‘Perang Dunia III’ Lawan AS di Laut Natuna Utara

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari laman Express, RUU tersebut meloloskan Pacific Deterrence Initiative, untuk meningkatkan kehadiran militer AS di Samudra Pasifik.

Undang-undang baru yang terdiri dari 4.500 halaman tersebut dirancang komite angkatan bersenjata.

Senator Partai Republik James Inhofe mengklaim bahwa Beijing tengah mempersiapkan ‘Perang Dunia III’ di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Cina-AS Tetap Panas di 2021, Mulai dari TikTok, Covid-19 hingga Klaim Laut Natuna Utara

“Kami berada di situasi paling berbahaya yang pernah kami alami sebelumnya,” ujar James.

Jack Reed, seorang anggota Partai Demokrat yang melayani komite angkatan bersenjata juga mengemukakakn pandangann tersebut.

“Ini adalah pertama kalinya kami benar-benar mundur dan merasa kami memiliki ancaman baru yang meningkat di Pasifik, kita harus mengambil pandangan yang holistik,” ujar Jack.

Baca Juga: Cair Mulai Hari Ini, BST Rp300 Ribu, Nama Anda Sudah Terdata, Lengkapi Dokumen yang Harus Dibawa!

Sebelumnya, Trump diketahui keberatan dengan undang-undang tersebut karena membatasi kemampuannya untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan dan Eropa. Serta tidak menghapus perlindungan dari perusahaan media sosial.

Hasil rapat tersebut juga memutuskan untuk mengganti nama pangkalan militer AS saat ini. Atas hasil itu, Trump langsung menyuarakan kekesalannya di akun Twitter pribadinya.

“Senat Republik baru saja melewatkan kesempatan untuk menyingkirkan Pasal 230, yang memberikan kekuasaan tak terbatas kepada perusahaan-perusahaan teknologi besar. Menyedihkan!!!” tulis Trump.

Baca Juga: Siapkan Diri Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12, Cek dan Login www.prakerja.go.id di Sini

Sementara itu, Mitch McConnell Pemimpin Senat Partai Republik merasa bahwa undang-undang tersebut menjadi fokus Senat.

“Inilah yang menjadi fokus Senat untuk menyelesaikan undang-undang pertahanan tahunan yang menjaga tentara kami,” ujar McConnell.

“Kami telah menegaskan undang-undang ini 59 tahun berturut-turut, dan dengan segala cara kami menyelesaikan NDAA tahunan ke-60 dan mengesahkannya menjadi undang-undang sebelum Kongres ini berakhir,” katanya.

Baca Juga: Silakan Tanggung Dua Risiko Besar Ini, Jika Anda Berani Mencintai Suami Orang

Ketegangan dua negara adidaya ini semakin meningkat semenjak kepemimpinan Trump.

Adapun permasalahan yang diributkan tak lain adalah perdagangan, virus corona, hak asasi manusia dan sejumlah sengketa wilayah.

Baca Juga: Biasa Minum Kopi Instan Sachetan, Ketahui Ini 8 Bahayanya, Nomor 5 Tinggi Risikonya

Klaim kedaulatan Beijing atas Laut Natuna Utara tumpang tindih dengan klaim dari enam negara tetangga.

AS dan kekuatan barat lainnya menolak untuk menerima klaim China dan mendemonstrasikan ini dengan mengirimkan kapal perang pada patoli ‘kebebasan navigasi’ melalui wilayah Laut Natuna Utara.*** (Nopsi Marga / pikiran-rakyat.com)

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Pikiran Rakyat Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x