Ketegangan China dan AS di Laut Natuna Utara Menyeret Indonesia dan Vietnam

- 5 Februari 2021, 07:49 WIB
 FOTO ilustrasi kapal induk.*
FOTO ilustrasi kapal induk.* /Deutsch /Pixabay

Di antaranya terdapat perkembangan lingkungan strategis, dengan asertifnya negara besar pengguna laut.

Baca Juga: 11 Tentara Angkatan Darat Tumbang Setelah Minum Minyak Rem

“Di mana ada risiko peningkatan eksalasi, dan spillover conflict, seperti diketahui bahwa belum lama parlemen China mengizinkan coast guard menggunakan senjata di daerah-daerah klaim,” ucapnya.

Mengenai Bakamla hingga yang baru-baru ini saja dipersenjatai seperti yang China lakukan lebih dulu, pihaknya telah mengadu ke Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

“Ini sudah secara formal disampaikan. Kami juga sudah berkoordinasi menanyakan ke Bu Menlu terkait hal ini,” katanya, sebagaimana Pikiran Rakyat pantau melalui saluran YouTube DPR RI.

Baca Juga: Mbak You Sempat Melihat Kanjeng Roro Kidul, Wajahnya Sangat Cantik

Bakamla saja baru disetujui beli senjata Agustus (2020). Sementara kekuatan besar di Amerika (Serikat) sudah hadir di Laut China Selatan

Di sisi lain, sejak awal 2021, telah ditemukan sea glider alias rudal tanpa awak di Kepualauan Selayar, Sulawesi Selatan, sampai kegiatan-kegiatan ilegal di Alur Laut Kepulauan Indonesia–I (ALKI-I).

Seperti pengusiran super tanker pengangkut BBM hingga penangkap ikan ilegal milik Vietnam.

Baca Juga: Warga Bandung Khawatirkan Sesar Lembang, Padahal Ada 13 Gunung Berpotensi Timbulkan Gempa

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x