Sedikitnya 20 orang tewas di tengah desak-desakan di dekat bandara dalam sepekan terakhir saat Taliban melepaskan tembakan ke udara untuk mengendalikan massa.
Taliban telah menyalahkan Amerika Serikat atas kekacauan itu, dengan pejabat militan terkemuka Amir Khan Mutaqi selama akhir pekan mengatakan bahwa negara itu tenang dan hanya bandara yang dikendalikan AS yang berada dalam kekacauan.
"Amerika, dengan segala kekuatan dan kemampuannya, dan dengan presiden mereka yang memberikan perhatian langsung pada proses evakuasi, mereka telah gagal untuk menertibkan bandara," katanya dalam sebuah pernyataan audio yang dibagikan kepada media, Voice of America melaporkan.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada konferensi pers hari Minggu bahwa misi evakuasi orang Amerika dan Afghanistan akan "sulit dan menyakitkan" tidak peduli kapan itu terjadi.
"Tidak ada cara untuk mengevakuasi orang sebanyak ini tanpa rasa sakit dan kehilangan, dari gambar memilukan yang Anda lihat di televisi," katanya. "Itu hanya fakta. Hatiku sakit untuk orang-orang yang kamu lihat."
Baca Juga: Bintang Pop Afghanistan Aryana Sayeed Meninggalkan Negaranya setelah Pengambilalihan Taliban
Pada hari Minggu, Pentagon meminta bantuan maskapai komersial dengan evakuasi tetapi mengatakan pesawat mereka tidak akan terbang ke Bandara Internasional Hamid Karzai.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada CBS's Face the Nation pada hari Minggu bahwa pejabat militer telah mengevakuasi sekitar 30.000 orang dari Afghanistan dan 8.000 dalam 24 jam sebelumnya.
Pengaturan telah dibuat dengan lebih dari dua lusin negara untuk berfungsi sebagai titik transit atau relokasi di mana non-warga negara dapat diproses dan menjalani pemeriksaan keamanan, katanya.