Network
ZONA PRIANGAN - Korea Utara berhasil meluncurkan jenis baru rudal jelajah jarak jauh selama akhir pekan, media pemerintah melaporkan pada hari Senin, ketika negara rahasia itu terus mengembangkan program senjatanya di tengah negosiasi yang terhenti dengan Amerika Serikat.
Rudal jelajah melincur selama lebih dari dua jam dalam pola oval dan angka-8 saat menempuh jarak 932 mil, Kantor Berita Pusat Korea melaporkan. Jarak tersebut menempatkan Jepang dalam jangkauan hulu ledak konvensional atau nuklir.
Peluncuran itu dilakukan pada Sabtu dan Minggu, kata KCNA dan menandai uji coba senjata pertama yang diketahui telah dilakukan Korea Utara sejak Maret, ketika negara itu menembakkan sepasang rudal balistik jarak pendek.
Baca Juga: Korea Utara Diskors oleh IOC Tidak Dapat Berpartisipasi di Olimpiade Beijing 2022
Militer AS mengatakan bahwa mereka mengetahui laporan tes dan sedang memantau situasi dengan sekutu Korea Selatan dan Jepang.
“Kegiatan ini menyoroti fokus berkelanjutan DPRK pada pengembangan program militernya dan ancaman yang ditimbulkan terhadap tetangganya dan komunitas internasional,” kata Komando Indo-Pasifik AS yang berbasis di Hawaii dalam sebuah pernyataan.
DPRK atau Republik Rakyat Demokratik Korea adalah nama resmi Korea Utara.
Rudal baru itu adalah "senjata strategis yang sangat penting," yang telah dikembangkan selama dua tahun sebagai "target utama" dari rencana untuk meningkatkan kemampuan militer negara itu, kata KCNA.
Rudal jelajah didorong oleh mesin jet dan terbang lebih dekat ke tanah daripada rudal balistik, sehingga sulit dideteksi, seperti dikutip ZonaPriangan dari UPI.com, 12 September 2021.
Senjata baru adalah "kemampuan yang cukup serius untuk Korea Utara," Jeffrey Lewis, seorang ahli pengendalian senjata di Institut Studi Internasional Middlebury, mentweet.
"Ini adalah sistem lain yang dirancang untuk terbang di bawah radar pertahanan rudal atau di sekitarnya," tulisnya.
Baca Juga: Korea Utara Siap Luncurkan Serangan jika Korea Selatan dan AS Lakukan Latihan Perang
Resolusi PBB melarang Korea Utara menembakkan senjata balistik, tetapi larangan tersebut tidak mencakup rudal jelajah
Peluncuran itu dilakukan saat utusan utama Washington untuk urusan Korea Utara, Sung Kim, akan tiba di Tokyo pada hari Senin untuk pertemuan trilateral dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan.
Pyongyang tampaknya meningkatkan tekanan pada Washington, dengan negosiasi nuklir menemui jalan buntu sejak pertemuan puncak Februari 2019 antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un gagal menghasilkan kesepakatan.
Pada hari Kamis, Korea Utara mengadakan parade militer, yang pertama selama pemerintahan Presiden Joe Biden, meskipun urusan yang relatif sederhana tidak memamerkan senjata baru.
Baca Juga: Penguin Mungkin Adalah Alien setelah Para Ilmuwan Menemukan Bahan Kimia dari Venus pada Kotorannya
Bulan lalu, Pyongyang juga mengutuk latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang dijadwalkan, memperingatkan "krisis keamanan" di Semenanjung Korea yang telah membuat banyak pengamat menunggu semacam provokasi.
Pemerintahan Biden telah mengisyaratkan kesediaan untuk terlibat secara diplomatik dengan Korea Utara, mengambil apa yang dicirikan sebagai "pendekatan yang terkalibrasi dan praktis."
Sung Kim mengunjungi Seoul bulan lalu dan menegaskan kembali keinginan Washington untuk terlibat dengan Pyongyang.
"Saya terus siap untuk bertemu dengan rekan-rekan Korea Utara saya di mana saja, kapan saja," katanya kepada wartawan.***
