ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat terus memancing-mancing kemarahan China dengan mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan.
Bahkan Amerika Serikat tidak sendiri, tapi mengajak pula sekutunya Kanada untuk mengirim kapal perang di zona yang diklaim China.
Di sisi lain, tidak jauh dari lintasan kapal perang Amerika Serikat (AS) dan Kanada, pasukan militer China sedang menggelar latihan perang.
AS mengirim kapal perusak peluru kendali kelas Arleigh Burke Amerika USS Dewey sebagai dukungan kepada Taiwan.
Sementara Kanada mengirim kapal jenis fregat HMCS Winnipeg. Kapal AS dan Kanada berlayar melalui jalur air yang memisahkan Taiwan dari daratan China.
Aksi yang dilakukan AS dan Kanada memicu tanggapan keras dari Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Baca Juga: Laut Hitam Bergejolak, Kapal Perang Rusia Tembak HMS Defender Milik Inggris
Dikutip rt.com, militer China langsung mengecam AS dan Kanada karena mengirim kapal perang mereka melalui Selat Taiwan.
China menyebut aksi semacam itu membahayakan stabilitas regional, setelah Beijing sendiri menggelar latihan perang pantai di provinsi terdekat.
"Pasukan China selalu mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi dan dengan tegas melawan semua ancaman dan provokasi,” kata militer Beijing.
Baca Juga: Kapal Perang Iran Berlayar ke Samudra Atlantik, Amerika Menduga Ada Misi Rahasia ke Venezuela
Sementara itu Pentagon bersikeras bahwa transit Dewey dan Winnipeg melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat dan sekutu serta mitra memastikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan 'Satu China' dan tidak mengakui otonominya.
Di tengah perang kata-kata yang meningkat, militer China memposting video minggu lalu tentang pasukannya yang berlatih pendaratan di pantai.
Baca Juga: Gambar Satelit, China Lakukan Serangan Udara ke Taiwan Lewat Longtian, Huian, dan Zhangzhou
Latihan penyerangan, dan membangun tempat berpijak digelar di bagian selatan Provinsi Fujian tepat di seberang selat dari Taiwan.
Sebagai tanggapan, seorang pejabat militer di Taipei bersumpah bahwa pulau itu “akan menghadapi musuh sepenuhnya” jika terjadi konflik.***