Mariana mengatakan kepada The Times bahwa banyak orang Ukraina telah belajar untuk hidup dengan ancaman invasi potensial sejak Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014, dan mengatakan bahwa bukan hal yang aneh bagi Rusia untuk sesekali meningkatkan penempatan pasukan di dekat perbatasan.
Tapi dia tetap teguh dalam niatnya untuk tetap berada di ibu kota dan bertarung jika terjadi invasi.
"Baik suami saya maupun saya tidak memiliki kerabat yang tinggal di tempat lain, kami tidak punya tempat lain untuk pergi. Ini adalah rumah kami. Kami akan memperjuangkannya," ujarnya, penuh tekad.***