China Akan Jatuhkan Sanksi kepada Raytheon Technologies dan Lockheed Martin karena Menjual Senjata ke Taiwan

- 22 Februari 2022, 11:18 WIB
Raytheon memproduksi berbagai jenis peralatan pertahanan, termasuk rudal Griffin untuk Komando Operasi Khusus AS.
Raytheon memproduksi berbagai jenis peralatan pertahanan, termasuk rudal Griffin untuk Komando Operasi Khusus AS. /UPI/Raytheon

ZONA PRIANGAN - Pemerintah China mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menjatuhkan sanksi pada dua kontraktor pertahanan AS atas usulan penjualan senjata senilai $100 juta ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan, Beijing akan menghukum Raytheon Technologies dan Lockheed Martin untuk penjualan yang tertunda.

China mengatakan ingin bersatu kembali dengan Taiwan, sementara pulau itu melihat dirinya sebagai negara merdeka.

Baca Juga: Tentara Ukraina Siaga untuk Bertempur, Menguji Misil Javelin Melawan Armor Gaya Tank Rusia

"Penjualan senjata AS ke wilayah Taiwan di China secara serius melanggar prinsip satu-China dan ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS," kata Wang kepada wartawan, Senin.

Wang menambahkan bahwa penjualan tersebut "sangat merusak" kedaulatan dan kepentingan keamanan China, "sangat merugikan" hubungan China-AS dan mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, lapor UPI.com, 21 Februari 2022.

"China dengan tegas menentang dan mengutuk keras ini," tambahnya.

Baca Juga: Seorang Miliarder Mendesak McDonald's untuk Memperbaiki Sistem Pasokan Daging Babi yang 'Lebih Manusiawi'

Awal bulan ini, Gedung Putih menyetujui kontrak potensial bagi Taiwan untuk meningkatkan pertahanannya. Kesepakatan itu termasuk penjualan peralatan dan layanan ke pulau itu untuk "menjaga, memelihara, dan meningkatkan" sistem pertahanan misilnya.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x