Namun, acara tersebut juga diwarnai oleh kontroversi seputar kasus doping skater figur Rusia Kamila Valieva dan kekhawatiran yang terus berlanjut tentang catatan hak asasi manusia China. Amerika Serikat dan beberapa sekutu tidak mengirim delegasi resmi dalam boikot diplomatik.
Korea Utara tidak hadir di Olimpiade, menyalahkan "kekuatan musuh" dan pandemi yang sedang berlangsung jadi alasan ketidakhadirannya.
Baca Juga: Situasi Pangan Buruk, Kim Jong Un Perintahkan Ribuan Ibu-Ibu Keluar Rumah untuk Pergi ke Sawah
Olimpiade yang berlangsung 4-20 Februari menandai masa tenang bagi Pyongyang setelah sebulan diisi dengan tujuh peluncuran rudal, termasuk uji coba rudal balistik jarak menengah yang mampu mencapai wilayah AS di Guam pada 30 Januari.
Militer Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa mereka dalam keadaan siaga untuk memulai kembali kegiatan.
"Militer kami memantau dengan cermat latihan musim dingin militer Korea Utara dan persiapan untuk sebuah acara," kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Seoul pada konferensi pers, menurut kantor berita Yonhap.
"Belum ada perubahan yang berarti sejauh ini," tambahnya.
Pada bulan Januari, Kim memicu kekhawatiran internasional ketika dia menyarankan agar Pyongyang mencabut moratorium yang diberlakukan sendiri atas uji coba rudal balistik jarak jauh dan senjata nuklir.