ZONA PRIANGAN - Walau Rusia belum melakukan invasi penuh namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyiapkan pasukan cadangan.
Saat ini tentara Rusia sudah masuk Donetsk dan Luhansk. Ukraina siap melawan dengan mengerahkan pasukan cadangan.
Pasukan cadangan Ukraina ini memiliki kekuatan 900.000 orang, jauh lebih banyak ketimbang tentara asli yang cuma 209.000 orang.
Baca Juga: Geger, Daging Ayam di 3 Supermarket Tercemar Disuntik Darah Kotor, Kerugian Mencapai Rp9,7 Miliar
Pasukan cadangan Ukraina diketahui sebagian besar diambil dari orang-orang yang telah bertugas dalam waktu lima tahun.
Di sisi lain, Rusia memperingatkan tidak akan menghentikan invasi di zona separatis, lapor The Sun.
Kremlin berdalih, tentara Rusia masuk ke Donetsk dan Luhansk sebagai penjaga perdamaian.
Baca Juga: UFO Kontak Senjata dengan Warga Desa Apiwtxa, Sejumlah Penduduk Terluka, Wanita Hamil Keguguran
Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia masih mencari cara diplomatik untuk keluar dari krisis dan menghindari peperangan.
Dan dia bersikeras negaranya tidak akan menyerahkan wilayah apa pun ke Rusia, termasuk Donetsk dan Luhansk.
Berbicara kepada bangsa setelah pertemuan lintas partai di parlemen, presiden mengumumkan program 'patriotisme ekonomi' yang mencakup insentif produksi lokal dan pemotongan pajak pertambahan nilai untuk bensin.
Langkah itu dilakukan setelah 10.000 tentara Moskow pindah ke daerah kantong pro-Rusia yang memisahkan diri.
Kremlin mengatakan wilayah lebih lanjut yang dipegang oleh pasukan Ukraina harus menjadi milik dua republik yang dideklarasikan telah merdeka.
Dalam perkembangan lebih lanjut yang mengerikan hari ini, parlemen Rusia memilih untuk mengizinkan Vladimir Putin menggunakan angkatan bersenjata di luar negeri.
Baca Juga: Kapal Perusak Angkatan Laut China Tembak Pesawat Tempur Australia di Laut Arafuru Dekat Indonesia
Dan Vladimir Putin mengatakan dia mendukung "demiliterisasi" di Ukraina.
Kemajuan Rusia yang sangat ditakuti dimulai pada dini hari, segera setelah Putin mengumumkan bahwa dia mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka dalam sebuah pidato TV yang bombastis.
Joe Biden dan Boris Johnson mengutuk langkah itu sebagai "invasi" dan menjatuhkan sanksi pada bank-bank Rusia dan kroni-kroni miliarder Putin.
Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih malam ini, Presiden Biden mengatakan tindakan itu hanya "tahap pertama" dan dia akan "meningkatkan sanksi jika Rusia meningkat".
Sementara itu, Rusia mengumumkan menarik diplomatnya keluar dari Ukraina, mengklaim staf telah 'menerima ancaman'.***