Suhu di Ukraina Mulai Minus 10, Tentara Rusia yang Kelaparan Bisa Mati Membeku dalam Tank

- 12 Maret 2022, 19:04 WIB
Konvoi pasukan Rusia saat invasi ke Ukraina.*
Konvoi pasukan Rusia saat invasi ke Ukraina.* /Reuters/

ZONA PRIANGAN - Dengan suhu yang akan turun di Ukraina dalam beberapa hari mendatang, tentara Rusia dalam konvoi tank sepanjang 40 mil atau sekitar 64 km bisa mati beku.

Glen Grant, pakar pertahanan senior di Baltic Security Foundation, mengatakan kepada Newsweek bahwa tank akan berubah menjadi lemari es besar bagi tentara Rusia jika mereka tidak menjalankan mesinnya.

"Mereka itu tidak akan menunggu, mereka akan keluar, mulai berjalan ke hutan, dan menyerahkan diri untuk menghindari kematian yang membekukan," kata Glen Grant, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Baca Juga: Vladimir Putin Marah Besar, Pecat Delapan Jenderal Karena Dianggap Gagal Menjalankan Taktik Perang di Ukraina

Kekhawatiran telah meningkat ketika konvoi, menuju ibukota Ukraina Kiev, telah melambat di tengah perang.

Saat ini jaraknya 19 mil atau sekitar 30,5 km dari pusat kota, The Independent melaporkan.

Eropa Timur akan segera berada di bawah cengkeraman cuaca dingin sekitar pertengahan minggu, di mana suhu diperkirakan turun hingga minus 20 derajat Celcius. Kiev dan daerah lainnya sudah mengalami minus 10 derajat Celcius.

Baca Juga: Presenter Cantik Ini Ternyata Seorang Agen Rahasia Rusia, Pernah Ingin Meledakkan Kapal Perang Inggris

Mantan Mayor Angkatan Darat Inggris Kevin Price mengatakan kepada The Daily Mail bahwa tank Rusia tidak akan lebih dari "pembeku 40 ton" saat merkuri turun.

Dia menambahkan bahwa kondisi pahit akan menghancurkan moral pasukan yang tidak siap untuk perang gaya Arktik.

Konvoi macet karena masalah mekanis dan masalah pasokan bahan bakar, seperti yang dilaporkan oleh beberapa publikasi.

Baca Juga: Ini Daftar Nama Jenderal Rusia yang Tewas oleh Penembak Jitu Ukraina, Pukulan Telak bagi Kremlin

Suhu yang turun juga dapat menimbulkan masalah bagi ribuan pengungsi yang meninggalkan Ukraina.

Lebih dari 2 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi hampir dua minggu lalu.

Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangganya dan mengusir para pemimpin yang disebutnya "neo-Nazi".

Baca Juga: Mata-mata Cantik Asal Rusia Ini Ditangkap FBI, Dia Selalu Promosikan Propaganda Vladimir Putin

Kyiv dan sekutu Baratnya menganggap itu sebagai dalih tak berdasar untuk perang tak beralasan melawan negara demokratis berpenduduk 44 juta orang.

Perang telah dengan cepat membuat Rusia terisolasi secara ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara dengan ekonomi sebesar itu.

Perusahaan-perusahaan Barat, seperti McDonald's, Starbucks, Coca Cola, Pepsi, dan lainnya dengan cepat menarik diri dari pasar Rusia.

Baca Juga: Tentara Ukraina Teriak Kegirangan Saat Rudal Stinger Membakar Tiga Helikopter Mi-24 Rusia

Amerika Serikat mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya melarang impor minyak dari Rusia, sebuah perubahan kebijakan besar setelah energi sebelumnya dibebaskan dari sanksi.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x