Saat itu, terjadi pembunuhan yang meluas, pembakaran, pemerkosaan dan penjarahan di pinggiran barat daya Aldi.
Para korban termasuk seorang wanita berusia 82 tahun, dan seorang anak laki-laki berusia satu tahun dengan ibunya yang berusia 29 tahun, yang sedang hamil delapan bulan.
Akhmad Kadyrov, yang beralih pihak untuk menjadi pemimpin boneka Rusia di Chechnya, mengatakan bahwa pasukan federal Rusia diketahui mendobrak rumah warga sipil pada malam hari dan menculik mereka.
“Mereka dibawa pergi di tengah malam. Mayat mereka tidak ditemukan dan mereka tidak pernah terlihat lagi," katanya kepada wartawan di Grozny.
"Mereka mempertahankan ketegangan di republik, dan tangan mereka ternoda oleh darah orang yang tidak bersalah. Pasukan ini terdiri dari penculik di kendaraan lapis baja. Mereka adalah pasukan kematian.”
Baca Juga: Pesawat V-22B Osprey Jatuh, Empat Tentara Amerika Serikat Tewas Dekat Perbatasan Rusia
Holly Cartner dari organisasi kemanusiaan Human Rights Watch mengatakan bahwa pemerintah Rusia belum melakukan penyelidikan serius terhadap kejahatan yang mengerikan ini.
"Ada ratusan kejahatan perang, termasuk eksekusi mati dan pemerkosaan, yang dilakukan oleh tentara Rusia di Chechnya," ujarnya yang dikutip Daily Star.
Ketika serangkaian perang di Chechnya menjadi semakin berdarah dan pahit, kekejaman dilakukan di kedua sisi. Pejuang perlawanan Chechnya menculik dan menyiksa tentara dan warga sipil Rusia.