Pertempuran Pasukan Rusia Lawan Chechnya Membuat Grozny Rata dengan Tanah, Kini Tentara Chechen Bantu Putin

- 19 Maret 2022, 21:36 WIB
Setelah pengepungan Grozny, ibu kota Chechnya menjadi reruntuhan.*
Setelah pengepungan Grozny, ibu kota Chechnya menjadi reruntuhan.* /EPA/

ZONA PRIANGAN - Pasukan Chechnya yang sekarang membantu Rusia dalam invasi ke Ukraina, dulunya pernah bertempur dengan tentara Kremlin.

Pertempuran Rusia dengan tentara Chechen tidak kalah mengerikan dengan konflik yang terjadi saat ini di Ukraina.

Pakar kebijakan luar negeri AS Christopher S. Chivvis memperingatkan, Rusia bisa menggunakan taktik yang sama saat menjinakkan Chechnya terhadap Ukraina.

Baca Juga: Hizbullah Lebanon Bantah Kirim Pejuang ke Medan Perang Ukraina, Hassan: Itu Kebohongan Besar

Pasukan Vladimir Putin pernah meratakan Grozny, pusat kekuatan Chechnya. Kekuatan yang sama juga meratakan Aleppo di Suriah.

Di Ukraina, pasukan Rusia sudah memporak-porandakan Kharkiv, Kherson, dan Mariupol. Mungkin Kiev tinggal menunggu giliran.

Hari-hari mendatang di Ukraina, bisa mengulang kekejaman paling brutal tentara Rusia di Grozny.

Baca Juga: Ukraina Belum juga Menyerah, Pasukan Vladimir Putin Akhirnya Gunakan Rudal Kinzhal Hancurkan Gudang Senjata

Hanya dalam satu hari, 5 Februari 2000, pasukan Rusia membunuh sebanyak 80 warga sipil di Grozny.

Saat itu, terjadi pembunuhan yang meluas, pembakaran, pemerkosaan dan penjarahan di pinggiran barat daya Aldi.

Para korban termasuk seorang wanita berusia 82 tahun, dan seorang anak laki-laki berusia satu tahun dengan ibunya yang berusia 29 tahun, yang sedang hamil delapan bulan.

Baca Juga: Kosmonot Rusia Mengenakan Seragam Biru dan Kuning, Mungkinkah Mereka Mendukung Ukraina dari Luar Angkasa?

Akhmad Kadyrov, yang beralih pihak untuk menjadi pemimpin boneka Rusia di Chechnya, mengatakan bahwa pasukan federal Rusia diketahui mendobrak rumah warga sipil pada malam hari dan menculik mereka.

“Mereka dibawa pergi di tengah malam. Mayat mereka tidak ditemukan dan mereka tidak pernah terlihat lagi," katanya kepada wartawan di Grozny.

"Mereka mempertahankan ketegangan di republik, dan tangan mereka ternoda oleh darah orang yang tidak bersalah. Pasukan ini terdiri dari penculik di kendaraan lapis baja. Mereka adalah pasukan kematian.”

Baca Juga: Pesawat V-22B Osprey Jatuh, Empat Tentara Amerika Serikat Tewas Dekat Perbatasan Rusia

Holly Cartner dari organisasi kemanusiaan Human Rights Watch mengatakan bahwa pemerintah Rusia belum melakukan penyelidikan serius terhadap kejahatan yang mengerikan ini.

"Ada ratusan kejahatan perang, termasuk eksekusi mati dan pemerkosaan, yang dilakukan oleh tentara Rusia di Chechnya," ujarnya yang dikutip Daily Star.

Ketika serangkaian perang di Chechnya menjadi semakin berdarah dan pahit, kekejaman dilakukan di kedua sisi. Pejuang perlawanan Chechnya menculik dan menyiksa tentara dan warga sipil Rusia.

Baca Juga: Vitali Klitschko Ungkapkan Warga Kiev Minta Senjata Siap Melawan Pasukan Vladimir Putin

Pengepungan sekolah Beslan – di mana 333 orang, 186 di antaranya anak-anak, kehilangan nyawa mereka – hanyalah salah satu contoh yang sangat biadab dari pembalasan Chechnya atas penghancuran Grozny.

Tanggapan Putin terhadap terorisme Chechnya adalah mulai menyandera dirinya sendiri.

Panglima perang Chechnya Magomed Khambiyev terpaksa menyerah setelah pasukan Rusia mengambil sekitar 30 anggota keluarganya sebagai "sandera balasan" dan mengancam akan membunuh mereka.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Bunuh Tiga Prajurit Asal Amerika Serikat, Rusia Punya Bukti Keterlibatan Tentara Bayara

Jika invasi Putin ke Ukraina berhasil, kemungkinan masih akan ada perlawanan Ukraina selama bertahun-tahun, jika bukan beberapa dekade.

“Perdamaian pahit” yang dikenakan pada Ukraina yang kalah juga akan sangat sulit ditelan oleh Amerika Serikat dan banyak sekutu Eropa, kata Christopher Chivvis kepada The Guardian.

Tetapi satu-satunya akhir yang kredibel untuk perang yang semakin berdarah di Ukraina, katanya, adalah "eskalasi yang berkelanjutan, berpotensi melintasi ambang batas nuklir".

Baca Juga: Vladimir Putin dalam Seteguk Kopi, Sepiring Telur Puyuh, Bekerja Tanpa Komputer Karena Takut Disadap

Barat menutup mata terhadap kehancuran Grozny. Masih harus dilihat bagaimana NATO akan merespons jika Putin mengulangi kekejaman itu di Kiev.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x