ZONA PRIANGAN - Tentara Chechen dari Chechnya yang membantu pasukan Vladimir Putin dalam invasi ke Ukraina dikenal sangat militan.
Tak heran jika mereka mendapat julukan pemburu. Konon dalam tugas ke Ukraina, mereka mendapat satu amplop yang berisi nama pejabat Ukraina yang harus dibunuh.
Bahkan, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov sempat sesumbar, tiap tentara Ukraina yang tidak menyerah maka akan dihabisi.
Kadyrov mendesak tentara Ukraina untuk segera meletakkan senjata sebelum pertumpahan darah terjadi.
Namun, kini keadaan terbalik. Seiring kemunduran pasukan Kremlin, tentara Chechen pun mulai mengendur.
Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim, prajurit Chechen sebagian mulai dipulangkan ke ibu kota Chechnya, Grozny.
SBU membagikan video penarikan pasukan Chechen mundur dari Ukraina menuju Belarus sebelum kembali ke tanah airnya.
Menurut laporan The Mirror, ada beberapa alasan terkait penarikan pasukan Chechen dari medan tempur Ukraina.
Kemungkinan, mereka ditarik untuk diganti dengan pasukan baru sebagai penyegaran. Tapi, SBU menyebut korban tewas tentara Chechen cukup banyak.
Pasukan Chechen pun mulai goyah ketika salah satu komandannya tewas di pertempuran. Insiden itu jadi pukulan bagi Vladimir Putin.
Dikutip Daily Star, petinggi Chechen yang tewas diidentifikasi sebagai Jenderal Magomed Tushayev Komandan Resimen Bermotor ke-141 Rosguard Chechnya.
Aksi tentara Chechen sempat membuat kecut lawan ketika mereka mendominasi wilayah Gostomel.
Baca Juga: Serangan Mengerikan, Rudal Rusia Tidak Meledak Menimpa Dapur Rumah Warga Sipil di Kharkiv, Ukraina
Tapi, pihak Ukraina meledek tempat yang dikuasai tentara Chechen sebenarnya sudah kosong, jadi mereka lebih leluasa.
Intelijen SBU Ukraina menambahkan, ratusan pejuang Chechen kehilangan nyawa sejak mereka mendarat di Bandara Gostomel.
Semula, Ramzan Kadyrov menyangkal adanya korban di pihaknya. Kemudian dia mengungkapkan, cuma dua tentara yang tewas.
Baca Juga: Resimen Azov Ukraina Hancurkan Konvoi Kendaraan Lapis Baja BTR-82A dan Tank T-72B3 Rusia di Mariupol
"Sayangnya, ada korban di antara penduduk asli Republik Chechnya. Dua meninggal dan enam lainnya terluka," tulisnya di Telegram.***