ZONA PRIANGAN - Pentagon merasa aneh dengan klaim yang dilontarkan Rusia terkait ledakan rudal di Stasiun Kramatorsk.
Awalnya Kremlin menyatakan misi rudal mereka telah berhasil menghancurkan objek vital di Ukraina.
Mengetahui banyaknya korban sipil yang tewas, Kremlin menarik kembali klaimnya dan menuduh serangan itu dilakukan pihak Ukraina.
Namun, Pentagon memiliki bukti, serangan itu dilakukan pasukan Vladimir Putin dengan menggunakan rudal balistik jarak pendek, SS-21.
"Kami yakin serangan itu dilakukan militer Rusia," kata seorang pejabat senior pertahanan AS, Jumat.
Selain menyoroti serangan rudal di Stasiun Kramatorsk, pejabat senior itu mengatakan, pada dasarnya pasukan Rusia sudah habis.
Menurut dia, pasukan yang ditarik kembali ke perbatasan Belarus dan Rusia, sebenarnya tinggal sisa-sisa.
"Beberapa kelompok taktis batalyon Rusia (atau BTG, masing-masing dengan sekitar 800-1.000 tentara) sudah diberantas," ujarnya.
"Tidak ada yang tersisa dari BTG kecuali segelintir tentara dan mungkin sejumlah kecil kendaraan," tambah pejabat itu.
Baca Juga: Pegang Kendali di Kota Mariupol, Tentara Ukraina Ancam Posisi Pasukan Rusia di Kota Kherson
Dalam hal kerugian total - menghitung pasukan, tank, pesawat dan persediaan rudal - Rusia telah kehilangan antara 15-20% dari kekuatan tempur.
Menurut pejabat itu, beberapa pasukan Rusia yang ditarik sekarang menuju ke kota-kota Rusia Belgorod dan Valuyki, di barat laut Donbass.
"Tetapi tidak ada indikasi bahwa pasukan baru sedang menunggu di sana untuk bergabung dengan mereka," tuturnya dikutip ABC News.
Baca Juga: Tentara Kremlin Perkosa Gadis 16 Tahun dan Nenek 78 Tahun di Tepi Sungai Ingulets Wilayah Kryvyi Rih
Pentagon sekarang memperkirakan lebih dari 40 BTG Rusia ditempatkan di atau dekat wilayah Donbass.
Perkiraan itu "lebih dari 30" pada hari Rabu, yang berarti lebih dari 10.000 tentara telah tiba dalam beberapa hari terakhir.***