AS Menawarkan Hadiah $10 Juta untuk Informasi tentang Perwira Intelijen Rusia

- 30 April 2022, 12:02 WIB
Foto enam buronan perwira intelijen militer Rusia dipajang di poster buronan Biro Investigasi Federal (FBI) di Washington, AS Oktober 2020. Gambar dibuat pada Oktober 2020.
Foto enam buronan perwira intelijen militer Rusia dipajang di poster buronan Biro Investigasi Federal (FBI) di Washington, AS Oktober 2020. Gambar dibuat pada Oktober 2020. /FBI/Handout via REUTERS

ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat pada Selasa menawarkan hadiah hingga $10 juta atau sekitar Rp144 miliar untuk informasi tentang enam orang yang digambarkan sebagai perwira intelijen militer Rusia yang telah melakukan serangan cyber yang memengaruhi infrastruktur penting AS.

Keenam petugas tersebut bekerja di unit yang berfokus pada dunia maya dari Direktorat Intelijen Utama Rusia (GRU) dan terlibat dalam serangan malware global 2017 yang menginfeksi komputer beberapa entitas swasta AS, termasuk sistem rumah sakit, kata Departemen Luar Negeri AS.

Serangan cyber "NotPetya" 2017 melumpuhkan sebagian infrastruktur Ukraina dan merusak komputer di negara-negara di seluruh dunia termasuk Prancis, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat, menyebabkan kerugian miliaran dolar.

Baca Juga: Zelensky Ungkap Upaya Tim Pembunuh Pasukan Khusus Rusia yang Siap Menghabisi Dia dan Keluarganya

Sementara pihak Rusia sendiri telah membantah keterterlibat mereka dalam insiden tersebut.

Juri agung federal AS pada tahun 2020 mendakwa enam perwira unit "Sandworm" atas tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan dan penyalahgunaan komputer, di antara tuduhan lainnya, kata Departemen Luar Negeri.

Baca Juga: Putin Memperingatkan Akan Menggunakan Senjata Nuklir ICBM Sarmat Melawan Inggris dan Sekutu Eropa

Penghargaan hingga $ 10 juta akan diberikan untuk informasi yang mengarah ke "identifikasi atau lokasi siapa pun yang, saat bertindak atas arahan atau di bawah kendali pemerintah asing, berpartisipasi dalam aktivitas cyber berbahaya terhadap infrastruktur penting AS," tambahnya.

Hingga saat ini, pihak Rusia tidak memberikan komentar terhadap kasus ini.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x