"Sikap kami sangat terbuka dan jelas. Ini bukan ancaman, ini bukan negosiasi di mana kami mencoba memanfaatkan kepentingan kami," katanya.
"Ini juga bukan populisme. Ini jelas tentang dukungan dua negara anggota potensial untuk terorisme, dan pengamatan kami yang solid tentang itu, inilah yang kami bagikan," ujarnya.
Sementara Presiden Turki Tayyip Erdogan mengejutkan sekutu NATO dan negara-negara Nordik pada hari Jumat ketika dia mengatakan Turki tidak dapat mendukung rencana perluasan mengingat mereka "rumah bagi banyak organisasi teroris", tetapi juru bicaranya mengatakan kepada Reuters pada hari Sabtu bahwa Turki tidak menutup pintu.
Cavusoglu mengulangi bahwa Turki, yang bergabung dengan NATO 70 tahun lalu, tidak menentang kebijakan pintu terbukanya itu.
Dia mengatakan pembicaraan dengan rekan-rekan Swedia dan Finlandia baik dan mereka membuat saran untuk meringankan kekhawatiran Ankara yang sah, yang akan dipertimbangkan oleh Turki.
Dia mengatakan dia memberi mereka bukti teroris yang tinggal di negara bagian mereka.
Cavusoglu menyebut Swedia tidak menghormati posisi Turki dan mengatakan pertemuan teroris PKK berlangsung di Stockholm yang berlangsung selama akhir pekan ini.***