ZONA PRIANGAN - Laporan intelijen menyebutkan pasukan Vladimir Putin menggunakan senjata era Uni Soviet yang sudah usang sehingga sering salah sasaran.
Contoh terbaru, ledakan rudal Rusia yang menimpa pusat perbelanjaan di Kremenchuk, Poltava dan menewaskan sejumlah warga sipil.
Korban tewas yang ditemukan baru 18 orang. Namun jumlah itu bisa bertambah sebab ketika rudal Moskow meledak ada ribuan orang di pusat perbelanjaan Amstor, Kremenchuk.
Rekaman dramatis yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang di taman terdekat berlarian menyelamatkan diri saat puing-puing beterbangan setelah pemboman.
Namun laporan intelijen Kementerian Pertahanan (MoD) terbaru menunjukkan bahwa targetnya mungkin bukan pusat perbelanjaan.
Menurut laporan itu: "Ada kemungkinan realistis serangan rudal di pusat perbelanjaan Kremenchuk pada 27 Juni dimaksudkan untuk mencapai target infrastruktur lain."
Laporan yang dikutip Express itu kemudian mengecam kemampuan Kremlin untuk menyerang target menggunakan persenjataan kuno.
MoD menambahkan: “Ketidakakuratan Rusia dalam melakukan serangan jarak jauh sebelumnya telah mengakibatkan insiden korban sipil massal, termasuk di stasiun kereta Kramatorsk pada 9 April.”
Berbicara tentang pasokan senjata modern Rusia yang berkurang dengan cepat saat beralih ke amunisi era Soviet, laporan itu juga mengungkapkan lebih banyak warga sipil akan terbunuh dengan cara yang sama.
Bunyinya: “Hampir pasti Rusia akan terus melakukan serangan dalam upaya untuk melarang pasokan pasukan garis depan Ukraina."
“Kekurangan Rusia akan senjata serang presisi yang lebih modern dan kekurangan profesional dari perencana penargetan mereka kemungkinan besar akan mengakibatkan korban sipil lebih lanjut,” paparnya.***