Seperti halnya lubang ozon kutub, sekitar 80 persen dari nilai ozon normal ditemukan terkuras di tengah lubang ozon tropis. Laporan awal menunjukkan tingkat penipisan ozon di wilayah khatulistiwa sudah membahayakan populasi besar dan radiasi UV terkait yang mencapai wilayah ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Pada pertengahan 1970-an, penelitian atmosfer menunjukkan lapisan ozon, yang menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet matahari, mungkin menipis karena bahan kimia industri, terutama klorofluorokarbon (CFC).
Penemuan lubang ozon Antartika tahun 1985 mengkonfirmasi penipisan ozon yang disebabkan oleh CFC. Meskipun larangan bahan kimia tersebut telah membantu penipisan ozon menjadi lebih lambat, bukti menunjukkan penipisan ozon terus berlanjut.
Lu mengatakan lubang ozon tropis dan kutub memainkan peran utama dalam mendinginkan dan mengatur suhu stratosfer, mencerminkan pembentukan tiga "lubang suhu" di stratosfer global. Dia mengatakan temuan ini mungkin menjadi bukti penting untuk lebih memahami perubahan iklim global.
Penemuan Lu didasarkan pada studi sebelumnya tentang mekanisme penipisan ozon yang diprakarsai CRE yang awalnya diusulkan oleh dia dan rekan-rekannya sekitar dua dekade lalu.
"Penemuan ini membutuhkan studi lebih lanjut tentang penipisan ozon, perubahan radiasi UV, peningkatan risiko kanker, dan efek negatif lainnya pada kesehatan dan ekosistem di daerah tropis," jelasnya.***