"Kami tidak peduli tentara apa yang Anda miliki, kami hanya peduli dengan tanah kami. Kami akan memperjuangkannya sampai akhir," katanya, menurut CNN.
"Setiap hari baru adalah alasan baru untuk tidak menyerah," tambahnya, menurut The New York Times. "Karena, setelah melalui begitu banyak, kami tidak punya hak untuk tidak mencapai akhir. Apa akhir perang bagi kami? Kami biasa mengatakan, 'Damai.' Sekarang kami mengatakan, 'Kemenangan.'"
Baca Juga: Beredar Foto Tak Pantas, Dua Wanita Topless Saling Berciuman di Meja Kediaman Resmi PM Finlandia
Valerii Zaluzhnyi komandan angkatan bersenjata Ukraina, mengatakan kebebasan negara bertumpu pada kesediaan warga untuk melawan agresi Rusia.
"Kemerdekaan hanya mungkin jika ada orang yang siap untuk memperjuangkannya," katanya, pada CNN. "Kemerdekaan adalah tanggung jawab yang ada di pundak Anda. Anda memimpin pertempuran dan Anda tahu bahwa tidak semua orang akan kembali darinya."
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan Rabu bahwa gerakan ofensif Rusia di wilayah Donbas hanya membuat sedikit kemajuan baru-baru ini. Ia juga mencatat bahwa pasukan Rusia diyakini sedang mempersiapkan serangan balik besar-besaran Ukraina.
"Secara operasional, Rusia menderita kekurangan amunisi, kendaraan, dan personel," kata kementerian itu dalam sebuah tweet.
"Moral buruk di banyak bagian militernya dan tentaranya secara signifikan terdegradasi. Kekuatan diplomatiknya telah berkurang dan prospek ekonomi jangka panjangnya suram."
Rusia berjuang untuk melindungi para pemimpin yang ditempatkan di wilayah Ukraina yang sekarang didudukinya. Pada hari Selasa, pemimpin kota Mykhailivka yang dilantik Moskow, Ivan Sushko, tewas dalam ledakan bom mobil.