ZONA PRIANGAN - 40.000 warga Rusia melarikan diri ke Georgia setelah Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi tentara cadangan untuk dikirim ke perang Ukraina.
Jalanan yang menuju perbatasan Georgia, kini dipenuhi warga Rusia yang menghindari wajib militer. Dilaporkan juga tiket pesawat ke luar negeri sudah habis terjual.
Kondisi itu memperjelas penolakan warga Rusia terhadap kebijakan Vladimir Putin dalam mengatasi kekurangan tentara, setelah banyak yang tewas dibantai militer Ukraina.
Baca Juga: Vladimir Putin Terancam Dibunuh oleh Para Jenderal jika Nekat Menggunakan Nuklir Menyerang Ukraina
Namun, upaya melarikan diri warga Rusia ke Georgia menghadapi nasib yang tidak jelas. Sebab Pemerintah Georgia tidak mau menerima mereka.
Sebuah laporan berita oleh The Times menyatakan bahwa dinding jalan-jalan Georgia memperlihatkan tanda-tanda mengutuk kekejaman Rusia.
Sebuah spanduk yang dipasang di jalanan Negara Kaukasus berbunyi: "Pulanglah Z!"
Sebuah tanda tulisan tangan yang tergantung di balkon berbunyi lebih jauh: “Putin membunuh orang di Ukraina sementara orang Rusia makan khachapuri di Georgia.”
Khachapuri adalah roti keju lokal, makanana khas Georgia yang disukai warga Rusia, tulis Express.
Perang di Ukraina dilihat oleh banyak orang Georgia sebagai perang yang menyakitkan. Warga Georgia tahu betul bagaimana rasanya diduduki oleh Rusia, dengan siapa mereka berbagi perbatasan darat sepanjang 559 mil.
Pada tahun 2008 Rusia menyerbu, dan pasukan mereka tetap berada di wilayah perbatasan utara Abkhazia dan Ossetia Selatan setelah perang singkat. Georgia menganggap mereka sekarang sebagai wilayah pendudukan.
Akibatnya, Rusia yang sekarang melarikan diri ke Georgia mencari perlindungan di negara yang telah menyerahkan seperlima wilayahnya kepada militer Rusia.
Georgia, seperti Ukraina, telah menghabiskan sebagian besar 200 tahun terakhir sebagai koloni Rusia, baik di bawah kekaisaran Rusia maupun Uni Soviet.
Dalam upaya untuk membendung gelombang manusia, para aktivis Georgia mulai mendorong visa wajib bagi orang Rusia, yang dapat masuk tanpa visa selama setahun.
Sebuah jajak pendapat April menunjukkan bahwa dua pertiga dari populasi mendukung gagasan tersebut.
Sementara itu, rekaman yang dipercepat tampaknya menunjukkan antrian besar mobil di sebuah pos pemeriksaan di perbatasan Rusia-Georgia.
Baca Juga: 1 GTA yang Dikenal Sebagai Pasukan Elit Tank Rusia Disiapkan Melawan NATO, tapi Kabur dari Kharkiv
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi sebagian pasukan pada Rabu. Itu membuat ketakutan para pria Rusia yang akhirnya memilih melarikan diri.***