ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat, Inggris, dan negara mitra NATO lainnya mengutuk manuver Vladimir Putin mencaplok wilayah Ukraina dengan modus referendum ilegal.
Bahkan Kazakhstan negara sekutu Rusia sudah memastikan tidak akan mengakui hasil referendum yang digelar Moskow di Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia.
Laporan di lapangan, saat referendum digelar, pejuang Kiev melakukan serangan balasan susulan dengan menggunakan rudal HIMARS.
Baca Juga: 1 GTA yang Dikenal Sebagai Pasukan Elit Tank Rusia Disiapkan Melawan NATO, tapi Kabur dari Kharkiv
Rudal yang dipasok Amerika Serikat itu, selain menghancurkan gudang amunisi dan pangkalan militer Rusia, juga turut membakar tempat pemungutan suara referendum.
Menghadapi serangan balasan itu, Vladimir Putin yang sudah banyak kehabisan prajurit, akhirnya menjalankan mobilisasi wajib militer.
Namun, seruan itu disambut dengan protes yang meluas dan orang-orang Rusia yang berusaha melarikan diri dari negara itu.
Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Menang di Nikolayev, Rudal Moskow Bantai 300 Tentara Legiun Asing Ukraina
Ada laporan protes di lebih dari 30 kota, kemungkinan jauh lebih banyak, di sekitar Rusia. Selain itu, beberapa kantor perekrutan di Rusia telah diserang dan dibakar.