ZONA PRIANGAN - Rusia kehabisan tentara dan mesin perang selama invasi ke Ukraina, merupakan sesuatu yang mengejutkan.
Setelah gagal merebut Kiev, kemudian mundur ke Donbass, kini pasukan Vladimir Putin mengandalkan wajib militer untuk meneruskan invasi di Ukraina.
Demikian juga dengan persenjataan, Moskow mulai meminta bantuan pasokan senjata dari Iran karena cadangannya sudah menipis.
Kondisi kehabisan tentara dan kekurangan pasokan senjata Rusia itu disampaikan oleh Kepala GCHQ Inggris, Sir Jeremy Fleming.
Menurut Sir Jeremy Fleming, kerugian demi kerugian yang ditanggung Rusia membuat Kremlin berjuang dengan biaya ekonomi dan manusia dari konflik tersebut.
Kepala mata-mata itu menambahkan, pasukan Ukraina memenangkan pertempuran baik secara fisik maupun virtual.
Diungkapkan Sir Jeremy, Moskow menderita kerugian “mengejutkan” baik dari pasukan yang terbunuh maupun peralatan yang telah dihancurkan.
Sir Jeremy mencatat bahwa pasukan Ukraina berhasil “mengubah arus” dalam konflik. Itu membuat pasukan Vladimir Putin sulit mendapatkan kemajuan.
“Kami tahu – dan komandan Rusia di lapangan tahu – bahwa persediaan dan amunisi mereka hampir habis,” ucap Jeremy Fleming yang dikutip Express.
Baca Juga: Ukraina di Ambang Kehancuran, Rudal S-300 Rusia Meledak di Kiev, Zaporizhzhia, Odessa, dan Vinnytsia
Dia melanjutkan: “Pasukan Rusia kelelahan. Penggunaan tahanan untuk memperkuat, dan sekarang mobilisasi puluhan ribu wajib militer yang tidak berpengalaman, mereka putus asa.”
Meskipun pasukan Rusia dan Ukraina kelelahan akibat konflik, pasukan dan warga sipil Ukraina secara konsisten menunjukkan lebih banyak ketahanan, pembangkangan, dan moral.
Menanggapi sanksi yang terlihat ditempatkan di Rusia dari Barat, Sir Jeremy mengatakan bagaimana China dapat belajar menggunakan mata uang digital untuk tidak hanya melacak transaksi orang tetapi juga melindungi ekonominya dari sanksi seperti di Rusia.***