Pemerintah juga mengenakan pajak konsumsi khusus dan mengembangkan program pendidikan dan pencegahan terkait ganja. Legalisasi ganja dapat menambah pemasukan pajak sekitar 4,7 miliar euro atau sekitar Rp73,6 triliun per tahun.
Selain itu, menciptakan 27.000 pekerjaan baru, menurut sebuah penelitian tahun lalu.
Baca Juga: Pentagon Sukses Menguji Komponen Senjata Hipersonik
Di Jerman, sekitar 4 juta orang menggunakan ganja pada tahun lalu, 25% di antaranya berusia antara 18 dan 24 tahun, kata Lauterbach, menambahkan bahwa legalisasi akan mengekang pasar gelap ganja.
Jerman mengirimkan dokumen ke Komisi Eropa untuk penilaian awal dan mengembangkan undang-undang hanya setelah komisi menyetujui rencana tersebut, menteri menambahkan.
"Jika Komisi Uni Eropa menolak pendekatan Jerman saat ini, pemerintah kita harus mencari solusi alternatif. Jangan hanya mengatakan: Yah, kami melakukan yang terbaik," kata Niklas Kouparanis, CEO Bloomwell Group, salah satu produsen ganja terbesar Jerman, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Baca Juga: IAEA Tengah Bersiap untuk Memeriksa Dua Lokasi di Ukraina atas Klaim 'Bom Kotor'
Berlin harus memiliki rencana B jika Uni Eropa menolak legalisasi, kata Kouparanis, menambahkan bahwa impor ganja harus diizinkan karena budidaya dalam negeri tidak dapat memenuhi permintaan dalam jangka pendek.
Keputusan itu menimbulkan reaksi beragam di ekonomi terbesar Eropa.
Asosiasi Apoteker Jerman telah memperingatkan risiko kesehatan dari legalisasi ganja, dengan mengatakan hal itu membuat apotek menghadapi konflik medis.
Apoteker adalah profesional kesehatan, jadi "kemungkinan situasi persaingan dengan penyedia murni komersial dianggap sangat kritis," kata Thomas Preis, kepala Asosiasi Apoteker Rhine Utara, kepada surat kabar Rheinische Post.