Rusia Hentikan Ekspor Biji-bijian, Memicu Kekhawatiran Krisis Pangan Dunia

- 30 Oktober 2022, 16:37 WIB
Pemandangan kapal kargo umum berbendera Komoro "Kubrosli Y." di pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, Ukraina 19 Agustus 2022.
Pemandangan kapal kargo umum berbendera Komoro "Kubrosli Y." di pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, Ukraina 19 Agustus 2022. /REUTERS/Valentyn Ogirenko/File Photo

ZONA PRIANGAN - Rusia menarik diri dari kesepakatan biji-bijian utama yang dinegosiasikan PBB, memicu kemarahan internasional dan dorongan untuk meredakan krisis pangan global yang dipicu oleh invasi Moskow ke Ukraina.

Moskow mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya menangguhkan partisipasi dalam Perjanjian Laut Hitam, berusaha untuk mencegah kelaparan dan mengekang inflasi, sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak besar-besaran Ukraina terhadap angkatan lautnya.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" dalam konflik yang dimulai pada Februari. Penangguhan Prakarsa Biji-bijian Laut Hitam pada Juli
akan mengurangi pengiriman dari Ukraina, salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia, dari pelabuhan-pelabuhan utama Laut Hitam.

Baca Juga: Biden akan Melakukan Lawatan ke Sejumlah Negara, Termasuk ke Indonesia untuk Menghadiri KTT G20 di Bali

Presiden AS Joe Biden menyebut langkah itu "benar-benar keterlaluan" dan mengatakan itu akan meningkatkan kelaparan, sementara diplomat utamanya menuduh Rusia telah menjadikan pangan sebagai senjata mereka.

"Setiap langkah Rusia untuk menghentikan ekspor biji-bijian esensial ini pada dasarnya adalah pernyataan bahwa orang dan keluarga di seluruh dunia harus membayar lebih untuk makanan atau kelaparan," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Armada Laut Hitam dengan 16 pesawat tak berawak di semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia dekat Sevastopol pada Sabtu pagi, dan "ahli" angkatan laut Inggris membantu mengoordinasikan "serangan teroris".

Baca Juga: Yoon Suk-yeol Umumkan Masa Berkabung Nasional Pasca Jatuhnya Korban Pesta Haloween yang Menewaskan 151 Orang

Moskow juga menuduh angkatan laut Inggris meledakkan pipa gas Nord Stream pada bulan lalu. London mengatakan klaim itu salah dan dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia di Ukraina.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x