"Kisah fiksi ini lebih tentang perselisihan di dalam pemerintahan Rusia daripada di Barat," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.
Maria Zakharova mengatakan Moskow menginginkan reaksi dari Dewan Keamanan PBB, yang mengatakan di media sosial bahwa Moskow ingin menarik perhatian pada "serangan teroris terhadap Federasi Rusia di Laut Hitam dan Baltik, termasuk partisipasi Inggris di dalamnya".
Rusia, yang sangat terisolasi setelah invasi Barat ke Ukraina pada 24 Februari, sebelumnya menyalahkan Barat atas ledakan yang merusak jalur pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 Rusia di dasar Laut Baltik.
Namun, tidak ada informasi spesifik yang diberikan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan pipa. Pipa tersebut dulunya merupakan jalur utama pasokan gas Rusia ke Eropa.
Pada tanggal 26 September, penurunan tekanan yang tiba-tiba diamati di kedua jalur pipa dan seismolog mendeteksi ledakan, memicu gelombang spekulasi tentang sabotase salah satu koridor energi terpenting dari Rusia.
Baca Juga: Donald Trump Merasa Senang atas Pengambilalihan Twitter oleh Elon Musk
Reuters tidak dapat segera mengkonfirmasi klaim yang saling bertentangan tentang siapa yang harus disalahkan atas kerusakan tersebut.
Swedia dan Denmark, keduanya menyimpulkan bahwa empat kebocoran di Nord Stream 1 dan 2 disebabkan oleh ledakan, tetapi tidak mengatakan siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut kerusakan itu sebagai sabotase. Swedia telah memerintahkan penyelidikan lebih lanjut atas kerusakan yang terjadi pada pipa, jaksa yang menangani kasus tersebut mengumumkan pada hari Jumat.