ZONA PRIANGAN - Informasi kematian ratusan prajurit Vladimir Putin di Makiivka, Donetsk mendekati kebenaran, walau Kremlin mengklaim cuma 63 tentara saja.
Sebelumnya militer Ukraina mengungkapkan, berhasil menghancurkan pangkalah militer dan gudang amunisi Rusia dengan menggunakan rudal HIMARS yang dipasok Amerika Serikat.
Kiev memperkirakan ada 400 prajurit Moskow yang tewas dan 300 lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan HIMARS.
Jumlah ratusan korban tewas diperkuat dengan fakta saat pemakaman prajurit Rusia di wilayah Samara. Ada sekira 200 karangan bunga yang diletakan di dekat liang lahat.
Samara merupakan wilayah asal prajurit Rusia yang gugur di Makiivka, Donetsk. Upacara pemakaman dipimpin oleh seroang Pendeta Ortodoks.
Tentara juga melepaskan tembakan hormat (salvo) pada upacara pemakaman itu dan beberapa pelayat mencengkeram bendera untuk Partai Rusia Bersatu pimpinan Vladimir Putin, klaim Guardian.
Ada rasa frustrasi yang tumbuh di Rusia karena kekuatan pasukan Vladimir terus menerus melemah.
Sekarang ada seruan dari dalam Rusia agar beberapa pemimpin militer negara itu dihukum setelah orang-orang Vladimir Putin mengalami kemunduran lagi.
Kremlin telah mengambil langkah tak terduga dengan mengakui bahwa serangan Ukraina menewaskan 63 tentara Rusia pada hari Senin, lapor Express.
Baca Juga: HIMARS Ukraina Membunuh Pendeta Rusia, Kematian Mikhail Vasiliev Sudah Dikonfirmasi Gerejawi Moskow
Kemarahan tampaknya telah meletus di Rusia, dengan blogger militer ultra-nasionalis menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut dipublikasikan.
Seperti dilansir Independent, seorang blogger mengklaim kematian itu terjadi karena amunisi disimpan di gedung yang sama dengan barak tentara, risiko yang diketahui komandan.
Sergei Mironov, seorang legislator dan mantan ketua Senat Rusia, menuntut hukuman pidana bagi mereka yang "mengizinkan konsentrasi personel militer di gedung yang tidak terlindungi" dan "semua otoritas tertinggi yang tidak memberikan tingkat keamanan yang layak".***