ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin berupaya merebut kembali wilayah Kharkiv dan Kramatorsk yang saat ini dikuasai pejuang Kiev.
Serangan rudal Moskow yang terbaru menghancurkan Desa Shevchenkove di Kharkiv dan beberapa wilayah di Kramatorsk.
Jaksa wilayah Kharkiv melaporkan, rudal Kremlin meledak di sebuah pasar dan menewaskan dua wanita serta melukai empat warga lainnya.
Walau sudah dibebaskan, Kharkiv masih menjadi target serangan Rusia. Fatalnya, korban berasal dari warga sipil termasuk gadis 10 tahun.
Rekaman video dari polisi dan kantor kepresidenan Ukraina menunjukkan orang-orang yang terluka parah tergeletak di tanah dan petugas penyelamat memilah-milah tumpukan puing.
Seorang petugas polisi membawa seorang gadis dengan darah di wajahnya dari tempat kejadian, saat rudal Rusia membakar bangunan pasar.
Baca Juga: Rusia Siapkan Serangan Balas Dendam Setelah Ukraina Menghancurkan Kota Makiivka dengan Rudal HIMARS
Andriy Yermak, Kepala administrasi kepresidenan Ukraina, menyebut para pelaku sebagai "teroris biasa" dalam sebuah postingan Telegram.
Rusia tidak segera mengomentari serangan rudal yang dilaporkan di desa tersebut, yang direbut kembali Kiev dari Moskow pada bulan September.
Zelensky membuat kecaman baru atas apa yang dia sebut kegagalan Rusia untuk mengamati gencatan senjata yang telah diumumkan untuk Natal Kristen Ortodoks Rusia pada hari Jumat dan Sabtu.
Ukraina tidak menyetujui gencatan senjata, yang disebutnya sebagai alasan Rusia untuk memperkuat pasukannya. Kedua belah pihak menuduh satu sama lain melanjutkan permusuhan selama liburan.
“Rusia menembaki Kherson dengan amunisi pembakar segera setelah Natal,” katanya, mengacu pada kota selatan yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia pada November.
Serangan udara juga melanda Kramatorsk dan kota-kota lain di timur Ukraina, lapor Aljazeera.
Pada hari Minggu, Rusia mengatakan serangan rudal di Kramatorsk telah menewaskan 600 tentara Ukraina, meskipun Ukraina membantah ada korban jiwa dalam serangan itu.
Saat invasi Moskow ke Ukraina mendekati tanda satu tahun, militer Rusia berada di bawah tekanan domestik untuk memberikan kesuksesan di medan perang.
Suara-suara Hawkish mencari peningkatan upaya perang setelah hilangnya wilayah yang direbut dan tingginya tingkat kematian dan cedera.
Vladimir Putin awalnya menyebutkan invasi untuk menyingkirkan Ukraina dari kaum nasionalis, sekarang mengatakan sedang melawan ancaman Barat terhadap keberadaan Rusia.***