Para Ilmuwan Sedih, Beruang Kutub Akan Hilang pada Tahun 2100

- 21 Juli 2020, 16:46 WIB
BERUANG kutub di Alaska dan Rusia akan secara serius mengalami kesulitan pada tahun 2080.*/POLAR BEARS INTERNASIONAL
BERUANG kutub di Alaska dan Rusia akan secara serius mengalami kesulitan pada tahun 2080.*/POLAR BEARS INTERNASIONAL /

ZONA PRIANGAN - Para ilmuwan merasa sedih saat memprediksi kapan, di mana, dan bagaiman beruang kutub kemungkinan besar punah.

Hal itu terjadi bila emisi gas rumah kaca tetap seperti saat ini, dan populasi beruang kutub di Kutub Utara kemungkinan akan hilang pada 2100.

Di awal tahun 2040, kemungkinan banyak beruang kutub akan mulai gagal berkembangbiak, dan akan memicu kepunahan di suatu tempat, menurut studi yang dipublikasikan Nature Climate Change, seperti dikutip laman theguardian.com, belum lama ini.

Baca Juga: Tertabrak Kapal, Dermaga Pelabuhan di Pangandaran Rusak

Studi ini menguji bagaimana beruang kutub akan terdampak menurut dua skenario emisi gas rumah kaca.

Para peneliti menemukan menurut skenario emisi biasa, beruang kutub kemungkinan besar hanya tersisa di Pulau Ratu Elizabeth, klaster paling utara di kepulauan kutub Kanada, di akhir abad ini.

Bahkan bila gas rumah kaca secara moderat berkurang, tetap saja kemungkinan besar mayoritas populasi beruang kutub di kutub utara akan mengalami gagal reproduksi pada tahun 2080.

Baca Juga: Di Majalengka, Satu Keluarga Terkonfirmasi Positif Covid-19

Para ilmuwan memprediksi ada kurang dari 26.000 beruang kutub tersisa, tersebar di 19 subpopulasi yang berbeda yang membentang dari Svalbard, Norwegia, ke Teluk Hudson di Kanada, ke Laut Chukchi antara Alaska dan Siberia.

Beruang kutub tidak mampu menemukan cukup makanan di daratan dan hanya bergantung pada es laut untuk berburu.

Mereka kerap mengintai anjing laut di es, menunggu berjam-jam untuk makanan yang gemuk ini dengan cara memecahkan es permukaan.

Baca Juga: Selama Vicky Ditahan, Ada Beberapa Tamu Pria Datang ke Rumah Angel Lelga

Namun ketika es menurun karena perubahan cuaca, maka beruang kutub juga akan menurun populasinya.

"Sudah jelas beruang kutub ini menderita di bawah perubahan iklim," kata Péter Molnár, seorang ahli biologi dari Universitas Toronto Scarborough, dan pemimpin studi ini.

"Namun tidak jelas bila penurunan populasi beruang kutub karena bertahan hidup dan reproduksi yang sepenuhnya memicu kematiannya. Kita tidak tahu apakah akan terjadi awal atau akhir di abah ini," tambahnya.

Baca Juga: Persib Belum Berani Berlatih di Lapangan Pusdikpom, Ini Alasannya

Kapasitas reproduksi dan bertahan hidup pada akhirnya akan berkurang bila mereka dipaksa pergi jauh tanpa makanan.

Di selatan Laut Beaufort, Alaska, para ahli biologi sudah melihat populasi beruang kutub jumlahnya menurun 25 – 50% selama periode penurunan es.

Di Teluk Hudson bagian barat, salah satu habitat beruang kutub, populasinya telah turun 30% sejak 1987.

Baca Juga: Ditemukan Obat Covid-19, SNG001 Mampu Menyembuhkan Pasien Virus Corona

Tidak seperti spesies yang terancam karena perburuan dan pembabatan hutan, beruang kutub hanya bisa selamat bila habitatnya dilindungi, yang memerlukan penanggulangan perubahan iklim pada tingkat global.

Riset sebelumnya telah memperlihatkan bahwa bahkan bila kita menurunkan emisi rumah kaca besok atau lusa, tetap saja memerlukan 25 hingga 30 tahun bagi es laut meningkat hingga stabil karena seluruh karbondioksida sudah ada di atmosfer. Perlu publik mengerti mendesaknya masalah ini.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: theguardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x