Amerika Khawatir Aplikasi TikTok Mencuri Data Pengguna

- 24 Juli 2020, 02:55 WIB
SEKRETARIS Negara AS, Mike Pompeo berbicara selama pertemuan di Lancaster House, London,*/POOL
SEKRETARIS Negara AS, Mike Pompeo berbicara selama pertemuan di Lancaster House, London,*/POOL /

ZONA PRIANGAN – Cina disebut-sebut sebagai “kekaisaran jahat” yang telah memanen data Inggris lewat aplikasi TikTok, seperti dikatakan Sekretaris Negara Amerika Serikat, Mike Pompeo.

Pompeo sebelumnya mengatakan AS tengah mempertimbangkan pelarangan aplikasi video pendek populer TikTok ini, dan mendesak pemerintah Inggris untuk melindungi publiknya.

Selama kunjungan pertamanya ke Inggris sejak pandemi virus corona, ia mengatakan negara-negara lain harus berdiri menghadap Cina untuk meyakinkan berlakunya “kebebasan mencintai demokrasi”.

Baca Juga: Ratusan Ormas di Sumedang Mati Suri dan Tidak Mampu Berikan Laporan Tahunan

Politisi Partai Republik ini mengatakan kepada The Sun, belum lama ini: “Ini tidak mungkin informasi pribadi Anda mengalir ke server Cina tanpa informasi itu berakhir di tangan Partai Komunis Cina.”

“Anda harus yakin data yang Anda sediakan hanya di institusi pemerintah kita, lewat jaringan terpercaya. Jika tidak, sulit meyakinkan data tersebut akan aman,” tambahnya.

Namun pembuat aplikasi TikTok, ByteDance yang berbasis di Cina, telah menyangkal membagikan informasi para penggunanya dengan pemerintah Cina.

Baca Juga: Musim Kemarau, 14 Kecamatan di Garut Rawan Dilanda Kekeringan

Awal bulan ini, pembuat undang-undang AS telah mengangkat kekhawatiran keamaman nasional karena penanganan data para pengguna TikTok.

Dikatakan mereka khawatir mengenai hukum Cina yang mewajibkan perusahaan domestik untuk mendukung dan kerja sama dengan dinas intelijen yang dikendalikan Partai Komunis Cina.

Pompeo mengatakan kepada rakyat Amerika untuk mengunduh TikTok "hanya jika anda ingin informasi pribadinya berada di tangan Partai Komunis China.”

Baca Juga: Lima Kecamatan di Majalengka Dapat Bantuan Cator Disinfektan

Namun pihak TikTok, telah mengatakan “tidak ada prioritas tertinggi daripada mempromosikan pengalaman aplikasi yang aman” dan tidak pernah memberikan informasi pengguna untuk pemerintah.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah