ZONA PRIANGAN - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, meminta kepada Presiden China, Xi Jinping, untuk mempengaruhi Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Hubungan baik antara Cina dan Rusia membuat Xi enggan untuk mengkritik invasi Rusia di Ukraina.
"Agresi Rusia di Ukraina telah mengancam stabilitas internasional," kata Macron kepada Xi, di depan Gedung Rakyat Besar sebelum pertemuan mereka, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuter.
"Saya tahu saya bisa mengandalkan Anda untuk membawa kembali Rusia ke jalan yang benar dan membawa semua orang kembali ke meja perundingan," tambahnya.
Sumber diplomatik Prancis mengatakan bahwa Macron juga telah meminta Cina untuk tidak memberikan dukungan senjata kepada Rusia.
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengharapkan Cina dapat mempromosikan perdamaian yang adil yang menghormati kedaulatan wilayah Ukraina.
Saat ini tidak ada pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang. Dmitry Suslov, penasihat Putin, mengatakan bahwa tidak ada kemungkinan pembicaraan perdamaian akan terjadi pada 2023.
Suslov, dalam wawancara dengan koran Italia Corriere della Sera pada hari Kamis, mengatakan bahwa serangan balik Ukraina kemungkinan akan berfokus pada Laut Azov dan memotong semenanjung Crimea.
Kedua wilayah itu dicaplok oleh Moskow pada tahun 2014. Namun, ia mengecilkan kemungkinan keberhasilannya.
Baca Juga: Presiden Macron Kunjungi Cina, AS dan Cina Berusaha Bersatu Hentikan Serangan Rusia di Ukraina
Sementara itu, penasihat Zelenskiy menyarankan bahwa Kiev mungkin akan membahas masa depan semenanjung Laut Hitam jika pasukannya mencapai batas Crimea.
Namun, pejabat Ukraina yang lebih tinggi kemudian menolak pembicaraan tentang wilayah sampai Moskow menarik semua pasukannya.***