Dokumen Bocor: Serbia Setuju Kirim Senjata ke Ukraina Meski Menolak Sanksi Rusia

- 12 April 2023, 15:04 WIB
Seorang anggota pasukan Ukraina terlihat di parit pada posisi di garis depan, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di dekat kota Bakhmut, Ukraina, 10 April 2023.
Seorang anggota pasukan Ukraina terlihat di parit pada posisi di garis depan, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di dekat kota Bakhmut, Ukraina, 10 April 2023. /REUTERS/Oleksandr Klymenko/File Photo

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian dokumen tersebut.

Kantor Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, dan kedutaan besar Ukraina tidak segera merespons permintaan komentar.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina: Serangan Tak Henti di Donetsk Timur, Ratusan Ton Bahan Bakar Hancur!

Pentagon juga tidak segera merespons pertanyaan Reuters tentang referensi dokumen terhadap Serbia dan sebelumnya menolak untuk berkomentar tentang dokumen yang bocor.

Pemerintah Vucic menyatakan netralitas dalam perang Ukraina, meskipun negara tersebut memiliki hubungan sejarah, ekonomi, dan budaya yang kuat dengan Rusia.

"Jika dokumen ini akurat, itu menunjukkan duplisitas Vucic terhadap Rusia atau dia sedang di bawah tekanan besar dari Washington untuk memberikan senjata ke Ukraina," kata Janusz Bugajski, seorang pakar Eropa Timur dengan Jamestown Foundation, sebuah institut kebijakan luar negeri, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Baca Juga: Tiga Anak Terpisah dari Keluarga oleh Otoritas Rusia: Dianiaya dan Dibuang di Kamp Musim Panas

Departemen Kehakiman sedang menyelidiki bocoran tersebut, sementara Pentagon menilai kerusakan yang ditimbulkan terhadap keamanan nasional AS.

Tabel Pentagon membagi respons terhadap permintaan Ukraina untuk bantuan menjadi empat kategori: negara-negara yang telah berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan bantuan "lethal"; negara-negara yang telah memberikan pelatihan, bantuan "lethal", atau keduanya; negara-negara dengan kemampuan militer dan kemauan politik "untuk memberikan bantuan lethal di masa depan".

Austria dan Malta adalah dua negara yang dicatat "Tidak" dalam keempat kategori tersebut.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x