Hal itu mendorong Nikita Yuferev, seorang anggota dewan di St. Petersburg, untuk mengajukan keluhan. Namun, Yuferev mengatakan, keluhannya tidak mendapatkan respons apa pun, begitu juga dengan keluhan terhadap penggunaan kata tersebut oleh pejabat lainnya.
"Cepat atau lambat kita akan sampai pada titik ketika semua orang menyebutnya perang dan mengakuinya sebagai perang," ujar Yuferev kepada Reuters.
"Dan perang dapat berarti undang-undang militer, mobilisasi ekonomi, mobilisasi militer, dan anggota cadangan".
Baca Juga: Serangan Udara Rusia Guncang Kyiv: Puluhan Rudal dan Drone Diluncurkan
Kremlin telah menyatakan bahwa tidak ada rencana untuk memberlakukan undang-undang militer atau mobilisasi lebih lanjut setelah yang dilakukan pada tahun lalu.
Namun, bulan lalu Putin menyetujui perubahan yang memungkinkan pemilihan di bawah undang-undang militer dan perusahaan pertahanan telah membentuk shift tambahan untuk bekerja hampir sepanjang waktu.
Serangan-serangan di dalam Rusia yang disalahkan Moskow kepada Ukraina telah memperkuat pendapat di Kremlin, memberi keberanian kepada para politisi garis keras yang menganjurkan pendekatan yang lebih keras terhadap perang di mana Putin mengatakan Rusia belum menghadapi situasi yang serius.
Di Moskow, perang ini dianggap sebagai perang yang eksistensial, dan dihiasi dengan simbolisme Ortodoks Rusia.
Yevgeny Prigozhin, tentara bayaran Rusia, yang menuduh pimpinan tertinggi Putin merusak angkatan bersenjata Rusia, memunculkan kemungkinan peristiwa yang terjadi seperti pada masa kediktatoran Jenderal Augusto Pinochet di Chili.