Ketika Ada yang Sakit, Hewan juga Melakukan Social Distancing

- 18 Agustus 2020, 23:35 WIB
Kelelawar vampir akan berhenti merawat anggota kelompoknya yang sakit, namun masih terus menyediakan makanan untuknya.*/Dailymail
Kelelawar vampir akan berhenti merawat anggota kelompoknya yang sakit, namun masih terus menyediakan makanan untuknya.*/Dailymail /

ZONA PRIANGAN – Saat virus corona mewabah di mana-mana, kita semua sudah familiar dengan konsep social distancing atau menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain.

Dalam kerajaan binatang, protokol kesehatan tersebut telah lama dipraktikkan, menurut riset yang terus dikembangkan para ilmuwan.

Burung, monyet, ikan, dan bahkan serangga sekalipun akan menghindari berdekatan dengan anggota kelompoknya yang memperlihatkan tanda-tanda sakit.

Baca Juga: Kedatangan Pasien Covid-19 Secara Diam-diam, Penang Langsung Larang Penerbangan Medis Indonesia

Beberapa binatang akan memperhatikan perilaku-perilaku tertentu, seperti pendiam atau tidak ada selera.

Dalam beberapa kasus, binatang-binatang ini ber-evolusi untuk mempertinggi kesadaran terhadap penanda biokimia.

Lobster berduri dari Karibia, contohnya, bisa mendeteksi kimia spesifik dalam urin lobster yang sakit dan akan menghindarinya untuk berdekatan.

Baca Juga: FDA Melegalkan Tes Covid-19 Berbasis Air Ludah

Crustacea sosial ini secara normal berkumpul bersama secara ketat di karang atau celah bebatuan.

Bila di antara kelompoknya ada yang merasa sakit, lobster-lobster sehat akan menjauhkan diri ke perairan terbuka, walaupun menghadapi risiko tinggi dari pemangsa.

Social distancing merupakan ‘prospek berbahaya' bagi crustacea ini, menurut Dana Hawley, seorang ahli biologi di Institut Politeknik Virginia, AS, mengatakan kepada majalah Science.   

Baca Juga: Update Jumlah Kasus Covid-19 Dunia, Filipina dan Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Sejenis burung kutilang juga akan menghindari burung-burung yang terlihat sakit, namun itu tergantung pada kesehatan dan sistem kekebalan yang dimilikinya.

Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan dalam Biology Letters tahun 2013, para peneliti menempatkan burung kutilang di dekat salah seekor yang disuntik yang membuatnya bertingkah malas.

Anak-anak burung dengan tingkat antibodi yang lebih tinggi akan memperlihatkan semangat, sementara yang sistem kekebalannya lebih rendah akan merespon untuk menghindari burung-burung yang sakit.

Baca Juga: Kasus Penularan Virus Corona Menurun, Pekerja Supermarket Sempat Positif Covid-19

Monyet liar mandril walaupun tidak menghindari temannya yang sakit, namun tidak akan berani merawat monyet lain yang terinfeksi dengan parasit.

Walaupun parasit ini tidak bisa dilihat, tetapi monyet-monyet ini mampu mencium bau kotorannya yang berbeda dari biasanya, sehingga ini bisa sebagai tanda peringatan.

Para ilmuwan menemukan bahwa jika monyet ini sembuh dari infeksi parasit tersebut, teman-temannya kembali bersosialisasi dengannya, seperti dijelaskan Hawley dan seorang ahli ekologi Andrea Townsend minggu ini dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Baca Juga: Ditemukan Tanaman Berbahaya dan Larva Hama dalam Benih dari Cina

Lain lagi dengan perilaku kelelawar vampir, yang akan berhenti saling mengelus pasangan kelompoknya yang sakit, namun masih melanjutkan memberi makanan untuknya.

Ini mengurangi risiko penularan demi memelihara struktur sosial yang lebih besar, kata Hawley seperti dikutip laman dailymail.co.uk, belum lama ini.

Dalam dunia serangga, banyak spesies bahkan mempraktikkan isolasi mandiri.

Baca Juga: Ular Viper Berkepala Dua Mengejutkan Warga

Kerap dalam koloni serangga, anggota individu secara dekat berhubungan dengan lainnya, lebih dibanding dalam kelompok keluarga manusia,” kata said Townsend. 

“Dengan demikian, itu bisa bermanfaat bila individu mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi keluarga yang lebih besar,” tambahnya.

Semut-semut kebun yang sakit akan menghindari kontak dengan anggota koloni yang sehat. Semut tidak sehat ini bahkan meninggalkan koloninya untuk mati.

Baca Juga: Ditemukan Fosil Semut Neraka dalam Batu Ambar

Dan rayap yang terekspos pada racun jamur akan mengeluarkan sebuah alarm penyakit, yaitu dengan menggetarkan tubuhnya untuk mengusir teman-teman di sarangnya yang tidak terinfeksi.

Contoh yang ekstrem adalah di dunia lebah. Saat larva lebah madu terinfeksi bakteri, akan mengeluarkan zat kimia yang bisa dideteksi lebah lainnya. Koloni ini kemudian akan beramai-ramai mengeluarkan anggota yang sakit dari sarang tersebut.

“Walaupun tampak ekstrem di mata manusia, namun itu adalah cara kerja social distancing dalam dunia hewan,” kata Hawley.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x