Utusan iklim Amerika Serikat, John Kerry, bertemu dengan pejabat China di Beijing dan mengungkapkan harapannya bahwa kerja sama iklim dapat memperbaiki hubungan yang bermasalah antara kedua negara.
Presiden China, Xi Jinping, menekankan komitmen Beijing terhadap netralitas karbon dan puncak karbon yang pasti, namun tidak akan dipengaruhi oleh orang lain.
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan, Termasuk Berpotensi Membahayakan Penerbangan
"Suhu di Amerika Utara, Asia, dan di seluruh Afrika Utara dan Mediterania akan mencapai di atas 40 derajat Celsius selama beberapa hari minggu ini karena gelombang panas semakin intens," kata WMO, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Suhu minimum saat malam juga diperkirakan akan mencapai rekor baru, kata WMO, yang meningkatkan risiko peningkatan kasus serangan jantung dan kematian.
"Walaupun sebagian besar perhatian terfokus pada suhu maksimum di siang hari, suhu minimum di malam hari memiliki risiko kesehatan terbesar, terutama bagi populasi yang rentan," kata WMO.
Baca Juga: Pemkot Bandung Antisipasi Fenomena La Nina di Cuaca Ekstrem
Panas di Eropa juga dapat memicu perubahan yang berkelanjutan dalam kebiasaan wisatawan, dengan lebih banyak orang memilih tujuan yang lebih sejuk atau melakukan perjalanan pada musim semi atau musim gugur, demikian diprediksi oleh organisasi pariwisata.
Di Spanyol, dalam tahap akhir kampanye pemilihan menjelang pemungutan suara pada hari Minggu, para politisi telah menyesuaikan diri dengan panas yang terik dengan mengubah lokasi dan jadwal kampanye mereka, atau membatasi kampanye di luar ruangan dan beralih ke acara online.
Musim Panas Terpanas Sepanjang Sejarah
Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim, yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, akan membuat gelombang panas lebih sering, lebih parah, dan lebih mematikan.