ZONA PRIANGAN - Turki menolak rencana pembentukan zona buffer pasca perang di Gaza karena dianggap tidak menghormati Palestina, demikian pernyataan Presiden Tayyip Erdogan pada hari Rabu. Reuters melaporkan minggu lalu bahwa Israel telah menyampaikan rencana tersebut kepada beberapa negara Arab dan Turki.
Dalam percakapan dengan wartawan dalam penerbangan dari Doha, Erdogan menyatakan bahwa tata kelola Gaza dan masa depan setelah perang akan ditentukan oleh warga Palestina sendiri.
"Saya menganggap bahkan pembahasan rencana ini (zona buffer) sebagai tidak menghormati saudara-saudara Palestina saya. Bagi kami, ini bukan rencana yang bisa dibahas, dipertimbangkan, atau didiskusikan," kata Erdogan, seperti yang dikutip oleh kantornya.
Baca Juga: Krisis Kesehatan Pasukan Israel di Jalur Gaza: Apa yang Terjadi?
Erdogan menyerukan agar Israel mengembalikan wilayah yang diduduki dan menghentikan pemukiman di wilayah-wilayah tersebut.
Dia menyatakan, "Israel harus mengeluarkan para teroris - yang dijualnya kepada dunia sebagai pemukim - dari rumah-rumah dan tanah-tanah itu, dan memikirkan bagaimana cara membangun masa depan yang damai dengan Palestina".
Ankara secara tajam mengkritik kampanye militer Israel di Gaza, mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, dan menjadi tuan rumah bagi beberapa anggota kelompok militan Palestina, Hamas.
Baca Juga: Perang di Gaza: Sekolah Ma'an Jadi Sasaran, 25 Jiwa Melayang dalam Serangan Mematikan
Erdogan menyatakan bahwa Israel telah menjadi "anak manja Barat" dan menyalahkan dukungan Barat terhadap Israel atas situasi di wilayah tersebut.