Veto AS Menjadikan Washington Terlibat dalam Kejahatan Perang
Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan penguasa Hamas di Gaza setelah kelompok Islam yang didukung Iran itu menyerang pagar perbatasan Gaza pada 7 Oktober, membunuh 1.200 orang dan menangkap 240 sandera dalam serangan di kota-kota Israel.
Pasukan Israel mengatakan mereka membatasi korban sipil dengan memberikan mereka peta yang menunjukkan area yang aman, dan menyalahkan Hamas karena menyebabkan kerusakan kepada warga sipil dengan bersembunyi di antara mereka, yang dibantah oleh para pejuang.
Baca Juga: Israel Masuki Al Shifa Hospital: Pengaruhnya Terhadap Nasib Ribuan Warga Gaza
Orang Palestina mengatakan kampanye ini telah berubah menjadi perang pembalasan yang melibatkan seluruh populasi di suatu enklaf sepadat London.
Washington mengatakan telah meminta Israel untuk melakukan lebih banyak untuk melindungi warga sipil dalam fase berikutnya dari perang ini.
Pekan ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan ada "kesenjangan" antara janji-janji Israel untuk melindungi warga sipil dan hasilnya di lapangan.
Baca Juga: Serbuan Israel di Gaza: Rumah Sakit Al Shifa Jadi Fokus Perhatian Dunia
Tetapi Washington terus mendukung posisi Israel bahwa gencatan senjata akan menguntungkan Hamas.
"Kami tidak mendukung panggilan gencatan senjata yang tidak dapat dipertahankan oleh resolusi ini yang hanya akan menanam benih untuk perang berikutnya," kata Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood kepada Dewan Keamanan sebelum menggunakan hak veto Washington.
Ezzat El-Reshiq, anggota biro politik Hamas, mengutuk veto AS sebagai "tidak berperikemanusiaan".