Militer Israel mengatakan telah menyelesaikan pembongkaran markas bawah tanah Hamas di utara Gaza, bagian dari operasi untuk menghancurkan jaringan terowongan yang luas dan membunuh komandan-komandan teratas yang, menurut pemimpin Israel, bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Baca Juga: Israel Diperkuat dengan 14.000 Butir Amunisi Senilai $106 Juta dari AS
Upaya menuju perundingan terus berlanjut. Kepala Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah, tiba di Mesir untuk berbicara.
Kelompok militan yang juga ikut dalam serangan 7 Oktober mengatakan siap mempertimbangkan melepaskan sandera setelah pertempuran berakhir.
Pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh, pergi ke Kairo untuk berbicara beberapa hari sebelumnya.
DI DALAM GAZA
Serangan Israel telah menjadi salah satu kampanye militer paling merusak dalam sejarah baru-baru ini.
Baca Juga: Konflik Gaza-Israel: Kesiapan Israel Bertempur Jangka Panjang, Mediasi Qatar Memudar
Lebih dari dua pertiga dari 20.000 warga Palestina yang tewas adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang.
Palang Merah Palestina mengatakan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun ditembak dan tewas dalam serangan drone Israel ketika berada di dalam Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis, bagian dari Gaza yang diyakini militer Israel sebagai tempat persembunyian pemimpin Hamas.
Serangan Israel semalam menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi di sebelah barat kota Rafah, di perbatasan Gaza dengan Mesir. Setidaknya dua orang tewas, menurut jurnalis Associated Press di rumah sakit tempat jenazah dibawa.