Kereta dan Kota Emas Milik Firaun yang Tenggelam Ditemukan, Jadi Petunjuk Keberadaan Tongkat Nabi Musa

15 April 2021, 08:12 WIB
FOTO ILustrasi Menguak keberadaan Tongkat Nabi Musa. / Pixabay/ Iván Tamás dari Pixabay

ZONA PRIANGAN - Nabi Musa AS yang dianugerahi mukjizat kenabian berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular besar, menjadi kisah yang diketahui oleh Mayoritas umat Muslim.

Tongkat ini pula yang kemudian digunakan Nabi Musa untuk membelah Laut Merah guna menunjukkan bukti kenabian pada kaumnya.

Kisah Nabi Musa dan mukjizatnya ini diceritakan secara jelas dalam Al-Quran, tepatnya dalam Surat At-Tin dan Al-Mu'minun.

Baca Juga: Inilah Cara Fir'aun Bangun Piramida, Ternyata Al-Qur’an Sudah Mengungkapkannya Sejak 1400 Tahun yang Lalu

Baca Juga: Masyarakat Mesir Khawatir Kutukan Firaun, Kini Kematian Mulai Bermunculan

Dalam Quran disebutkan, mukjizat berupa 'tongkat ular' dan tangan yang bercahaya diturunkan Allah kepada Nabi Musa di sebuah tempat bernama Bukit Tursina.

Dalam Quran digambarkan, Bukit Tursina merupakan bukit yang ditumbuhi pepohonan buah tiin dan zaitun. Lalu, di manakah letak tempat itu? Sebenarnya, hingga kini letak geografis Bukit Tursina masih menjadi perdebatan.

Di manakah keberadaan tongkat Nabi Musa AS itu sekarang?

Hingga saat ini tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan soal keberadaan tongkat Nabi Musa AS

Baca Juga: Warga Sebut Runtuhnya Bangunan Sebagai Kutukan Firaun, Pemerintah Mesir Tetap Pindahkan 22 Mumi

Namun Ditemukannya Kota Emas berusia 3.000 tahun yang digadang-gadang peninggalan kerjaan Firaun melengkapi penemuan terpenting di Dunia. Sebelumnya pada 2019 kereta yang digunakan Raja Firaun untuk mengejar Nabi Musa AS ditemukan.

Ditemukannya kereta dan kota Emas milik Firaun menjdi petunjuk para arkeolog untuk mengungkap keberadaan Tongkat tersebut.

Dikutip Zonapriangan.com dari BBC, Kamis 15 April 2021 Seorang arkeolog bernama Ron Wyatt, pada tahun 1988 mengklaim telah menemukan bangkai roda kereta tempur kuno yang berada di dasar Laut Merah.

Ron Wyatt mengatakan bahwa bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam di Laut Merah tersebut digunakan saat mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Baca Juga: Hasil Rekonstruksi Sejarawan, Beginilah Penampakan Wajah Firaun yang Paling Akurat

Wyatt dan peneliti lainnya juga menemukan sejumlah tulang manusia dan tulang kuda di tempat yang sama. Penemuan tulang tersebut memperkuat dugaan bahwa tulang-belulang tentara Firaun tenggelam di Laut Merah.

Temuan ini pun didukung hasil tes yang dilakukan di Stockholm University terhadap beberapa sisa kerangka. Para peneliti Stockholm University mengatakan, struktur dan kandungan tulang yang ditemukan tersebut berusia sekitar 3.500 tahun. Adapun kisah pengejaran Nabi Musa juga diperkirakan terjadi di kurun waktu yang sama, yakni sekitar 3.500 tahun lalu.

Tak hanya tulang belulang, ada benda lainnya yang ditemukan, yaitu poros salah satu kereta kuda milik tentara Firaun yang telah berubah menjadi batu. Uniknya, dari beberapa bangkai gerbong, ditemukan roda yang terdiri dari empat batang emas.

Baca Juga: Ingat Jabatan Ingat Firaun, Ingat Harta Ingat Qarun, Ingat Keturunan Ingat Abu Lahab

Seperti diketahui, salah satu mukjizat Nabi Musa yang paling terkenal adalah dapat membelah Laut Merah dengan tongkatnya untuk menghindari kejaran pasukan Firaun. Tongkat ini selalu menemani Nabi Musa terutama saat kondisi genting.

Banyak yang meyakini tongkat Nabi Musa itu ada dan terkubur di suatu tempat.

Namun, keberadaannya tidak pernah bisa atau belum diketahui.

Diduga, tongkat Nabi Musa ada di dalam kotak bernama The Ark of The Convenant. Kotak itu sendiri tidak pernah ditemukan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler