ZONA PRIANGAN – Ribuan penabuh genderang di kota metropolitan Istanbul bersiap-siap kembali ke jalanan di minggu mendatang untuk memulai lagi tradisi kuno membangunkan warga untuk santap sahur.
Selami Aykut, yang mengepalai sebuah federasi para mukhtar (penabuh genderang) di Istanbul, Turki mengatakan para penabuh drum ini akan melakukan persiapan akhir hingga hari pertama di jalanan.
Selama bulan suci ini, lebih dari 3.300 para penabuh genderang akan berkeliling di 963 rumah tetangga di Istanbul, kota yang memiliki penduduk lebih dari 15 juta jiwa.
Baca Juga: Setan Khanzab Bertugas Menggoda Umat Muslim saat Shalat, Ini 5 Ciri-cirinya
Para mukhtar, seperti dipaparkan laman trtworld.com, dipilih secara resmi berdasarkan pendaftaran oleh para tetangga.
Sepenuhnya, ini bukan pekerjaan yang diinginkan setiap orang, tidak seperti zaman dulu ketika para penabuh drum kurang diawasi.
Para penabuh genderang kini dituntut lebih profesional karena mereka bekerja untuk warga para tetangga yang memilihnya.
Baca Juga: Iblis Kirim Setan Tibbir agar Manusia Gemar Caci Maki dan Utus Syabru yang Mendorong Perusakan
Mereka biasanya mengenakan seragam zaman Kesultanan Turki Usmani, di samping menabuh genderang, mereka juga melantunkan puisi-puisi pendek tentang Ramadhan.
"Biasanya, orang yang sama bekerja sebagai penabuh ‘resmi’ setiap tahun, bisa sampai 30 tahun lamanya.
“Siapapun bisa mendaftarkan diri ke kantor mukhtar setempat dengan persyaratan KTP.
Baca Juga: Iblis Ternyata Punya Kelemahan, dengan Melakukan Ini maka Tubuh Iblis Akan Terbelah
Pemukul genderang yang terdaftar dilengkapi name tag resmi,” kata Selami Aykut, yang bertanggung jawab dengan para penabuh genderang tersebut.
Ali Bulur, contohnya, telah menjadi penabuh genderang untuk warga di Siyavuspasa, distrik Bahcelievler selama 45 tahun.
Ia merasa bersemangat setiap menjelang Ramadhan. “saya menyiapkan beberapa puisi yang akan saya lantunkan. Segalanya sudah siap,” katanya.
Baca Juga: Iblis Pasti Takut, Begini Cara Menusuk Mata dan Memukul Kepala Iblis
Selama 10 tahun, Muharrem Bulur menemani ayahnya yang mengajarinya cara memainkan genderang dengan baik.
“Saya senang Ramadhan sebentar lagi. Orang-orang akan menyambut kami ketika mereka melihat kami memukul genderang,” tambahnya.***