WNI Muslim Berpuasa di Amerika Serikat Harus 16 Jam

- 10 Mei 2021, 21:57 WIB
Surya Sahetapy WNI Muslim yang berpuasa 16 jam di Amerika Serikat.*
Surya Sahetapy WNI Muslim yang berpuasa 16 jam di Amerika Serikat.* /@america.com/

ZONA PRIANGAN - Berpuasa di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat yang mayoritas warganya bukan Muslim, merupakan tantangan tersendiri.

Selain durasi puasa yang lebih lama (sekitar 16 jam), budaya yang berbeda juga membuat WNI Muslim yang puasa di sana harus bisa beradaptasi.

Hal ini diungkapkan aktivis tuli asal Indonesia Surya Sahetapy (27) yang juga peraih U.S.-Indonesia Deaf Youth Leadership dalam webinar bertajuk “Ramadhan and the Daily Life of Student with Disabilities in the US” yang digelar @america pekan lalu.

Baca Juga: Joe Biden Tercatat Sebagai Presiden Usia Tertua, Jose Mujica Merupakan Presiden Termiskin

Bagi Surya yang sudah lebih dari tiga tahun tinggal di Rochester, NYC, untuk keperluan studi itu, berpuasa di AS menjadi suatu tantangan tersendiri.

Apalagi dirinya adalah penyandang disabilitas. Dalam hal ini, Surya tidak bisa mendengar dan hanya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.

Selain itu, dia juga tinggal sendirian di AS sehingga selama menjalani puasa Ramadan, tidak bisa mengandalkan siapa pun untuk membangunkannya sahur.

Baca Juga: Ini 10 Nama yang Mengguncang Dunia, Ada Mark Zuckerberg dan Jack Ma, Nomor 10 Berasal dari Indonesia

Namun, dengan bantuan teknologi alarm untuk kaum tuli dan aplikasi Muslim Pro, Surya bisa bangun sahur tepat waktu.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x