Ayah Perokok Aktif, Anak Sejak dalam Kandungan Ibu Bisa Terpapar

28 Agustus 2020, 02:55 WIB
MENTERI Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Muhadjir Effendy.*/MUHAMMAD ZULFIKAR/ANTARA /

ZONA PRIANGAN - Rokok beri dampak yang sangat serius pada janin. Mungkin ibunya tidak merokok, tapi bisa terpapar dari ayahnya yang merokok aktif.

Oleh karena itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Muhadjir Effendy menyebut waswas karena rokok mulai menyerang anak sejak masa prenatal atau ketika masih berada dalam kandungan ibunya.

Walhasil dengan paparan rokok ini, maka akan menghambat upaya Indonesia membangun sumber daya manusia sejak masa prenatal.

Baca Juga: Yang Ditunggu-tunggu! Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp 5 Juta Dapat Subsidi Rp 600 Ribu per Bulan

"Rokok ini sebetulnya sudah mulai menyerang upaya kita untuk membangun sumber daya manusia Indonesia sejak masa prenatal," kata dia.

Muhadjir menyampaikan pendapatnya saat diskusi daring dengan tema "Tingkat prevalensi peningkatan merokok pada kategori anak di Indonesia: Efek harga dan efek teman sebaya yang dipantau di Jakarta", Kamis 27 Agustus 2020.

Ia mengatakan hal itu terjadi karena pada saat anak masih berada dalam kandungan ikut terpapar dari orangtuanya yang merokok.

Baca Juga: Bukan Satu, Perempuan Berinisial MS Aniaya Tiga Pria hingga Terluka Parah

Meskipun ibunya tidak merokok namun bisa terpapar dari ayahnya yang perokok aktif.

"Orangtua perokok punya dampak yang sangat serius terhadap janin yang dalam kandungan seorang ibu," katanya seperti dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, semua pihak perlu mewaspadai praktik merokok di dalam lingkungan keluarga.

Baca Juga: Menunggu Aksi Ardi, Saiful, dan Ravil, Mungkinkah Mereka Bersinar Bersama Persib

Secara umum siklus pembangunan manusia dan kebudayaan Indonesia dimulai dari masa prenatal, 1.000 hari pertama kehidupan, usia dini dan anak-anak, remaja hingga dewasa.

"Setiap tahapan masa pertumbuhan anak terdapat perintang atau halangan salah satunya dipengaruhi oleh rokok," kata eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut.

Ia mengatakan dalam waktu bersamaan pemerintah juga terus berupaya memperbaiki sumber daya manusia salah satunya menekan angka stunting hingga 14 persen pada 2024.

Baca Juga: Danau Setupatok, Tempat yang Indah namun Penuh Misteri

Sebab, stunting menjadi program Presiden Jokowi sehingga perlu mendapatkan perhatian serius.

Saat ini angka stunting di Tanah Air masih di atas 27 persen. Jika angka kelahiran per tahun sekitar 4.800.000 maka 27 persennya adalah stunting.

"Jadi kalau ada 10 bayi lahir kira-kira dua hingga tiganya adalah stunting," katanya.

Baca Juga: Ada Pesan dari Megamendung, Pemimpin Itu Harus Mengayomi

Ia menambahkan target penurunan stunting 14 persen pada 2024 memang cukup tinggi dalam upaya pembangunan manusia dan kebudayaan.

Namun, hal itu harus dilakukan termasuk mengatasi faktor perintang salah satunya masalah rokok.***

 

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler