Tsunami Setinggi 20 Meter Terjadi jika Burung-burung Laut Terbang ke Darat

29 September 2020, 11:35 WIB
ILUSTRASI bencana tsunami.* /zonapriangan.com/PIXABAY

ZONA PRIANGAN - Informasi bakal terjadinya tsunami setinggi 20 meter di sejumlah daerah makin mencemaskan sejumlah warga.

Utamanya warga yang tinggal di daerah pantai selatan Jawa, kini makin dibingungkan kapan tsunami terjadi.

Sejumlah pemerintah daerah (pemda) pun diminta untuk melakukan langkah antisipasi untuk menekan terjadinya korban jiwa.

Baca Juga: Doa Mustajab, Mendoakan Sahabat Tanpa Sepengetahuan yang Didoakan

Termasuk Pemda Lumajang Jawa Timur, kini selalu mengingatkan warganya untuk selalu waspada mengamati tanda-tanda alam.

Dikutip ZonaPriangan.com dari laman rri.co.id, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Jawa Timur mengimbau, kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati.

Masyarakat perlu mewaspadi tanda-tanda alam jika terjadi bencana alam khususnya tsunami.

Baca Juga: Proyek Modernisasi Irigasi Bakal Menggusur Bangunan, Dalam: Jangan Sisakan Masalah Hukum

Adapun tanda pertama yakni, jika banyaknya burung burung laut terbang ke daratan merupakan salah satu tanda bahaya terjadinya tsunami.

Biasanya insting hewani burung sangat kuat, selain itu tanda alam lainya yakni surutnya mata air di sumur rumah warga secara mendadak, serta surutnya air laut secara tiba-tiba.

"Burung burung laut terbang ke darat dan air sumur masyarakat terutama masyarakat di sekitar pantai, harus ada siskamling saat ini," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana dan Logistik, Wawan HS, Selasa 29 September 2020.

Baca Juga: Persib Galau, Liga 1 dan Liga 2 Batal Dilanjutkan, Polri Tidak Keluarkan Izin Keramaian

Karenanya, Wawan mengharapkan, masyarakat bisa mengaktifkan siskamling terutama pada Desa Tangguh Bencana (Desana) yakni daerah di sekitar pantai.

Harus disiapkan pula alat Early Warning System (EWS) atau sirine yang telah ditempatkan di masing-masing titik terdampak tsunami seperti di Masjid dan Balai desa.

"Selain itu di masing-masing titik juga sudah disiapkan Warning Receiver System (WRS) untuk memonitor gempa yang terjadi diseluruh Indonesia selama 24 jam penuh oleh personil," jelasnya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Setujui Polisi Kegiatan KAMI Dibubarkan, Dia pun Turun Podium

"Untuk itu semua masyarakat saat ini perlu mewaspadai semua tanda dan peringatan tersebut selama informasi tersebut berasal dari institusi resmi, namun masyarakat tidak perlu panik," tandasnya.***

 

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler