"Jadi yang dimaksud gempa besar yang bisa memicu tsunami itu bukan saja yang guncangannya kuat, tapi yang harus yang lebih penting diperhatikan adalah yang guncangannya lebih lama. Seberapa lama ? setidaknya misalnya 60 detik,” ucapnya.
Eko mengatakan bahwa tsunami earthquake merupakan gempa dengan frekuensi rendah yang menjadikan guncangan gempa lemah, tetapi gempa tersebut mengakibatkan deformasi di dasar laut sehingga memicu tsunami.
Baca Juga: Kantor Gubernur Heboh, Lewat Cuitan Seorang Perempuan Klaim Dilecehkan Bertahun-tahun
Tsunami earthquake itu adalah dalam terminologi scientific yaitu frekuensi gempanya adalah rendah sehingga dengan demikian guncangannya itu menjadi lemah.
Tapi sebenarnya gempanya itu sendiri sudah mengakibatkan perubahan deformasi di dasar laut yang bisa memicu tsunami, dan itu bisa terjadi,” ujarnya. ***(Avilia Primaturin/jurnalpresisi.com)