Network
ZONA PRIANGAN - Beberapa waktu yang lalu telah beredar video di media sosial, pernyataan Habib Zein Al Habsy selaku Ketua Panitia Maulid Nabi Muhammad SAW di Condet Jakarta Selatan yang mengaku diminta tanda tangan aparat kepolisian untuk tidak mendatangkan Habib Bahar Bin Smith.
Dalam video tersebut Habib Zein Al Habsy mengakui hal tersebut ketika ditanya oleh Habib Bahar bin Smith.
Terkait hal tersebut, ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi kejadian tersebut.
Baca Juga: Bang Yos: Terima Kasih Anies Baswedan Mimpi Saya Sudah Terwujud
Namun menurutnya pembahasan ini bukan soal Habib Baharnya ya tapi soal Civil Liberty atau kebebasan sipil bagian dari hak berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan, tidak boleh ada pelarangan karena dilindungi konstitusi dan Undang Undang.
"Saya menyesalkan juga ternyata masih ada hal-hal Seperti ini masih terjadi, kalau memang benar ya, Sekali lagi kita tidak boleh menerima satu informasi saja, tapi dengan asumsi kalau memang benar ya mudah-mudahan tidak benar,"ujar Refly Harun dalam channel YouTube pribadinya pada Jumat, 31 Desember 2021 malam.
"Jadi patut disesalkan kalau itu masih terjadi, karena ini negara demokratis dan komitmen berdemokrasi kita ini berdarah-darah tahun 98, Bagaimana gerakan mahasiswa itu kemudian menumbangkan rezim otoriter orde baru jaman Presiden Soeharto," tambah Refly Harun.
Baca Juga: Bang Yos Beberkan Alasan Puasa Politik dan Aktif Menjadi Politisi Nasdem
Refly Harun menilai hal itu seakan-akan mengulang kembali otoritarianisme yang pernah terjadi di Indonesia.
Menurut Refly Harun, seharusnya tidak boleh terjadi suatu pelarangan terhadap kegiatan yang ingin mengundang Habib Bahar.
Refly Harun berharap hal yang seperti ini harus dipahami oleh semua stakeholder, terutama oleh penguasa, yaitu pemerintah. Dan menurutnya lebih mengerikan kalau negeri ini kemudian menjadi negeri yang tidak bebas lagi,"tambahnya.***
