Ia mengakui, masih ada yang menganggap remeh Puan karena bayang-bayang besar kakek dan ibunya. Tapi menurut Khoril, dalam dunia politik posisi Puan tidak sesimpel itu.
“Memang dia memiliki keterbatasan elektabilitas saat ini. Tapi fakta politik menunjukkan Puan memiliki mesin politik yang solid dan mampu menggerakkan 21 persen suara. Itu adalah kunci riil dalam mesin pencapresan,” tegasnya.
Nada sama ditegaskan politisi PDI Perjuangan (PDIP) Johan Budi. Ia optimis pada peluang Puan Maharani untuk maju di Pilpres 2024. Puan lanjutnya memenuhi kriteria calon pemimpin nasional, karena memiliki rekam jejak yang jelas.
Baca Juga: Putri Chandrawati Resmi Jadi Tersangka, Netizen: The Real Partner in Crime
“Diskusi kita jangan hanya berkutat pada apakah calon disukai atau tidak, dengan berbasis hasil survei dan popularitas di media sosial,” kata Johan Budi dalam talskhow akhir pekan POLEMIK di MNC Trijaya, “Menakar Gagasan dan Visi Capres 2024”, Sabtu (20/8/2022)
Johan menyindir tokoh tertentu, yang getol bikin konten di media sosial untuk membangun citra diri sebagai calon pemimpin yang merakyat.
“Sering bikin konten, mengupload makan mie instan di pinggir jalan seolah-olah dia calon pemimpin yang merakyat. Atau meninjau sambil marah-marah menendang pintu melihat kesalahan anak buahnya, itu kan dalam rangka membentuk citra,” sindir mantan jubir KPK ini.
Baca Juga: HUT ke-77 RI, Puan Maharani Ajak Seluruh Anak Bangsa Bangun Kekuatan Nasional
Kebiasaan ini akhirnya membuat bakal capres berlomba-lomba membuat konten supaya viral dan berimbas pada elektabilitas. “Jadi bukan perang gagasan,” sambung dia.
Karena itu Johan mengajak rakyat Indonesia, untuk menilai calon pemimpinnya dari sisi kapasitas dan kapabilitas. “Itu bisa diukur dari bagaimana track record calon menjalani jenjang-jenjang kepemimpinan,” ucapnya.